BAB 1 PENDAHULUAN
A . Latar belakang
Sesuai dengan progam pendidikan tiga tahun di SMK 3 GORONTALO maka siswa – siswi SMK 3 GORONTALO kelas XII di wajibkan melaksanakan praktek kerja lapangan. Praktek lapangan kerja ini dapat dikatakan untuk menguji pengetahuan dan ketrampilan serta sikap sebagai calon mekanik industri . Dengan adanya PKL ini siswa diharapkan dapat mewujudkan tujuan pendidikan 3 tahun yaitu menghasilkan lulusan yang trampil, tangguh, siap pakai, mandiri, dan bertanggung jawab.
Dengan adanya PKL ini siswa dapat mengetahui situasi dan kondisi kerja dalam bidang industri atau dunia usaha yang sebenarnya. Maka kelak kalau para siswa akan mencari lapangan kerja sudah memiliki pengalaman kerja.
Selain untuk mencari pengalaman didunia kerja juga merupakan salah satu syarat untuk mengikuti Ujian Nasional. Selain untuk tujuan tersebut di atas, PKL juga memiliki latar belakang yaitu mempraktekkan bila berada di dunia usaha. Selain itu menambah materi yang belum diajarkan oleh sekolah.
Sesuai dengan progam pendidikan tiga tahun di SMK 3 GORONTALO maka siswa – siswi SMK 3 GORONTALO kelas XII di wajibkan melaksanakan praktek kerja lapangan. Praktek lapangan kerja ini dapat dikatakan untuk menguji pengetahuan dan ketrampilan serta sikap sebagai calon mekanik industri . Dengan adanya PKL ini siswa diharapkan dapat mewujudkan tujuan pendidikan 3 tahun yaitu menghasilkan lulusan yang trampil, tangguh, siap pakai, mandiri, dan bertanggung jawab.
Dengan adanya PKL ini siswa dapat mengetahui situasi dan kondisi kerja dalam bidang industri atau dunia usaha yang sebenarnya. Maka kelak kalau para siswa akan mencari lapangan kerja sudah memiliki pengalaman kerja.
Selain untuk mencari pengalaman didunia kerja juga merupakan salah satu syarat untuk mengikuti Ujian Nasional. Selain untuk tujuan tersebut di atas, PKL juga memiliki latar belakang yaitu mempraktekkan bila berada di dunia usaha. Selain itu menambah materi yang belum diajarkan oleh sekolah.
B. Rumusan Masalah
Dalam penulisan laporan ini penulis akan memaparkan masalah mengenai:
- Pelanggakn mengeluhkan pada saat dilepas kopling dan menginjak gas maka kecepatan akan lambat naik tetapi suara mesin akan meraung keras (rpm tinggi)
C. Tujuan Penulisan Laporan
Sebagai tugas akhir Prakerin, siswa diwajibkan membuat laporan akhir yang meliputi seluruh kegiatan selama prakerin. Laporan ini merupakan bentuk pertanggung jawaban siswa yang akan dipresentasikan pada saat ujian lisan. Berikut ini adalah beberapa tujuan pembuatan laporan prakerin
- Memantapkan siswa dalam pengembangan dan penerapan pelajaran dari sekolah di institusi tempat prakerin.
- Siswa mampu mencari alternatif lain dalam pemecahan masalah analisiskimia secara lebih rinci dan mendalam.
- Siswa dapat mengumpulkan dan mengolah informasi yang telah diperolehsehingga dapat ditampilkan dalam bentuk laporan dan presentasi.
- Siswa dapat membuat laporan kerja dan bertanggung jawab atas tugasyang telah diberikan.
- Menambah koleksi pustaka di perpustakaan sekolah maupun di institusitempat prakerin sehingga dapat menambah ilmu pengetahuan, baik bagi penulis maupun bagi pembaca
D. Manfaat Penulisan Laporan
1. Bagi Siswa
- Dapat menambah pengalaman kerja didalam dunia usaha.
- Agar siswa mempunyai wawasan yang lebih luas tentang dunia
kerja nyata, khususnya tentang sistem pendingin pada kendaraan
bermotor roda 4.
2. Bagi Instansi/DU/DI
- Membantu memperingan beban kerja Instansi/DU/DI.
- Adanya sinkronisasi antara Instansi/DU/DI dengan pihak sekolah.
BAB II PEMBAHASAN
- A. Landasan Teori
1. Fungsi System
Secara umum, Kopling adalah alat yang digunakan untuk menyambung dua poros yang didalam perangkat mobil adalah poros penggerak dan poros pemindah daya atau dari putaran engine (mesin) ke transmisi.
- Syarat-syarat kopling:
- Mampu memutuskan dan menghubungkan putaran mesin ke transmisi dengan lembut.
- Setelah terhubung, kopling dapat memindahkan seluruh daya secara penuh (100%) tanpa slip.
- Waktu terputus dan terhubungnya putaran dapat berlangsung dengan relatif cepat.
Komponen-komponen kopling:
1. Tutup kopling (cluth cover).
2. Pelat kopling.
3. Disc clutch
4. Presure plate
5. Strap
6. Retraxing spring
7. Diafragma spring
- 2. Nama komponen dan fungsinya
Clutch cover berfungsi sebagai tempat utama pada sistem kopling manual yang dimana didalamnya terdapat komponen-komponen lainnya yang mendukung kerja kopling lebih sempurna, selain itu clutch cover menghimpit disc plate dengan fly wheel supaya putaran disc plate dengan fly wheel berrotasi bersama saat pedal kopling tidak diinjak.
Diafragma spring berfungsi menekan dan menarik presure plate pada clucth cover, saat pedal kopling diinjak gaya dari pedal sampai pada diafragma spring dengan serangkaian komponen pendukung dan diafragma spring menarik presure plate supaya tidak menekan disc plate dan putaran flywheel dgn disc plate bebas. Begitu sebaliknya saat pedal kopling dilepas.
Disc clutch berfungsi sebagai penerus putaran dan bidang gesek antara flywheel dengan presure plat dan clutch cover, disc plate bekerja sama dengan unit clutch cover untuk meneruskan putaran dari flywheel ke input shaft transmisi.
Presure plate berfungsi sebagai bidang gesek pada clucth cover untuk menghimpit disc clutch dengan flywheel. Presure plate diatur kerjanya oleh diafragma spring, presure plate berotasi bersamaan dengan clucth cover.
Strap berfungsi sebagai penahan antara clutch cover dengan presure plate sehingga presure plate berotasi bersama clucth cover.
Retraxing spring berfungsi sebagai pembantu pegas diafragma disaat pedal kopling diinjak sehingga presure plate lebih mudah terangkat dan disc plate lebih mudah dan cepat berotasi bebas, selain dari itu retraxing spring membuat gaya yang dibutuhkan untuk menekan pedal kopling lebih sedikit, sehingga pedal kopling saat diinjak menjadi ringan.
- 3. Cara kerja kopling
Cara kerja kopling adalah apabila mesin berputar, dengan sendirinya roda gila ikut berputar, sedangkan pada roda gaya ini dipasangkan tutup kopling yang tentunya juga ikut berputar. Dalam hal ini poros roda gigi atau poros utama persneling belum dapat berputar, demikian juga dengna plat kopling yang dipasang dengan perantaraan suatu alur pada poros tersebut yang memungkinkannya bergerak sepanjang poros persneling. Selanjutnya, apabila kita ingin menggerakkan roda, hal ini dapat dilakukan dengna mengoperasikan pedal, dimana pada waktu pedal di angkat pegas-pegas kopling akan menekan plat tekan pada roda gila. Hal ini yang menyebabkan plat kopling tersebut terjepit diantara roda gila dengna plat tekan. Plat ini mulanya akan slip, dan bergesekan dengan roda gila maupun plat tekan akan tetapi selanjutnya secara bertahap akan ikut terbawa berputar dan selanjutnya akan memutar poros utama persneling
- B. Trooble Sooting (Analisis Kerusakan dan Perbaikan)
Kerusakan yang seing terjadi pada komponen kopling dan cara mengatasinya:
Cara cek kopling mobil yaitu dengan cara mesin dihidupkan tarik rem tangan masukan gigi 1 lepas kopling perlahan kaki kanan dalam posisi menginjak rem dan gas perlahan, bila posisi pedal kopling sudah terlepas tetapi mesin tidak mati maka kampas kopling sudah habis,setelah mekanik mengetesnya ternyata ada tanda-tanda plat kopling habis .
Mengganti Plat Kopling
I. Bahan
1 unit kendaraan roda empat (mobil)
II. Alat
Sigmat
Obeng plus / min
Kunci momen satu set ( kunci shok)
Kuas
Majun
Dongkrak putar
Gemuk
Alat untuk penyentral plat kopling
Langkah Kerja
i. Pembongkaran
– Lepas bagian – bagian yang menghalangi untuk membongkar kopling .
– Lepaskan kabel yang menempel pada tranmissi dan lepas As roda ,Steering linkage yang menempel pada roda,Stabilizer- bar
– Apabila plat koplingnya ada didepan harus membuka rem cakram yang sebelah kiri.
– Buka baud yang mempel pada tranmissi
– Setelah terbuka pisahkan tranmissi dan kopling
– Periksa cluth dish dan cluth cover apakah layak atau tidak untuk di pakai
– Apabila plat kopling dan cluth cover sudah aus .di wajibkan harus diganti
– Bersihkan bagian kopling yang kotor dengan menggunakan kuas
ii. Pemasangan
– Pasang plat kopling dan cluth cover dengan lurus menggunakan senter kopling .
– Apabila sudah lurus kencangkan dengan baut menggunakan kunci yang pas
– Pasang tranmissi kembali dengan rapih apabila sudah bersih dari debu
– Pasang kembali komponen- komponen yang di lepas dengan rapih seperti kabel yang menempel di tranmissi, As roda ,Stabilizer bar dan lain sebagainya.
– Pasang roda / ban dengan menggunkan kunci roda.
- C. Gambar Benda Kerja
Plat kompling sudah tipis,,,J
D. Langkah pembongkaran Kopling
Kegiatan/ uraian ini bertujuan mempelajari cara membongkar,
memeriksa, memperbaiki dan memasang kembali unit kopling
dan komponen-komponennya.
a) Pembongkaran
Pada kendaraan, sebelum dapat membongkar unit kopling
haruslah terlebih dahulu melepas komponen-komponen lain
yang terkait/ menghalangi, antara lain:
(1). Release cylinder unit (dengan pipa tetap terpasang)
(2). Propeller unit (kendaraan tipe RWD atau 4WD)
(3). Unit transmisi dan sistem pemindahnya
Pada umumnya jika unit transmisi sudah dilepas, maka unit
release bearing dan release fork akan terbawa pada rumah
transmisi, sehingga secara mudah dapat dilepaskan dengan
melepas pengunci release fork terhadap porosnya, kemudian
tarik keluar porosnya dari rumah transmisi. Release fork dan
release bearing akan terlepas.
Unit kopling segera dapat dilepas/ dibongkar setelah unit
transmisi dilepas. Langkah-langkahnya adalah :
(1). Buatlah tanda pada rumah kopling dan fly wheel
(2). Pasangkan center clutch atau alat bantu yang lain untuk
menahan plat kopling pada tempatnya
(3). Kendorkan baut-baut pengikat rumah kopling ke fly
wheel dengan urutan menyilang secara bertahap dan
merata.
(4). Lepaskan baut pengikat satu persatu dan kemudian
lepaskan clutch cover dan clutch disc
Gambar 16. Pembongkaran unit kopling.
Hal-hal yang perlu diperhatikan antara lain adalah :
(1). Lepaskan clutch cover dengan hati-hati jangan sampai
clutch disc terjatuh.
(2). Jagalah kebersihan permukaan clutch disc, pressure
plate dan fly wheel. Jangan sampai terkena minyak atau
gemuk.
(3). Bersihkanlah kotoran, debu dan beram-beram yang
dapat mengganggu kinerja kopling.
Pada kopling dengan pegas spiral unit rumah kopling dan
plat penekan dapat dengan mudah dibongkar, dengan
langkah-langkah sebagai berikut :
(1). Gunakan alat penekan/ press untuk menekan clutch
cover menahan tekanan pegas kopling.
Gambar 17. Penekanan clutch cover unit kopling
(2). Lepaskan baut-baut pengikat rumah kopling ke fly wheel
maupun baut penahan penyetel tinggi tuas pembebas
(3). Buatlah tanda pada fly wheel dan clutch cover
Gambar 18. Pembuatan tanda pada clutch cover dan fly wheel
(4). Lepaskan secara pelan-pelan penekanan alat penekan.
(5). Lepaskan clutch cover
(6). Lepaskan pegas-pegas penekan
Gambar 19. Melepas clutch cover unit kopling
(7). Lepaskan pin dan release lever
Gambar 20. Melepas clutch cover unit kopling
b) Pemeriksaan, Perbaikan dan Penggantian Unit Kopling
(1) Release bearing
Release bearing umumnya merupakan unit bearing
tertutup dengan tipe pelumasan permanen, sehingga
tidak memerlukan pembersihan pada pelumasannya.
Pemeriksaan pertama yang dapat dilakukan adalah
secara fisual, adalah dengan melihat apakah ada
kotoran, luka bekas gesekan/ terbakar, tergores dan
atau retak. Jika ada kotoran, luka bekas gesekan/
terbakar, tergores dan itu hanya sedikit dapat
dibersihkan dengan kertas amplas yang halus. Jika
kerusakannya parah, ganti dengan unit yang baru.
Pemeriksaan release bearing dengan cara pengujian
kerja sebagai berikut :
(a) Putar bearing dengan tangan dan berilah tenaga
pada arah axial. Jika putaran kasar dan atau terasa
ada tahanan sebaiknya ganti!
(b) Tahan hub dan case dengan tangan kemudian
gerakkan pada semua arah untuk memastikan self-
centering system agar tidak tersangkut. Hub dab
casae harus bergerak kira-kira 1 mm. Jika kekocakan
berlebihan atau macet sebaiknya diganti dengan
yang baru!
(2) Pegas Penekan dan Tuas Pembebas
Pemeriksaan pegas penekan dan tuas pembebas
dilakukan dengan beberapa tahapan yaitu :
(a) Pemeriksaan secara fisual, adalah dengan melihat
apakah ada kotoran, luka bekas gesekan/ terbakar,
tergores dan atau retak. Jika ada kotoran, luka bekas
gesekan/ terbakar, tergores dan itu hanya sedikit
dapat dibersihkan dengan kertas amplas yang halus.
Jika kerusakannya parah, sebainya diganti.
Gambar 22. Pemeriksaan keausan pegas
(b) Lakukan pengukuran kedalaman dan lebar keausan
bekas gesekan release bearing. Kedalaman maksimal
adalah 0.6 mm dan lebar maksimal 5.0 mm. Jika
keausan melebihi spesifikasi ganti dengan yang baru!
Gambar 23. Pengukuran keausan pegas
(c) Pemeriksaan dengan SST dan filler gauge (thickness
gauge).
Dengan bantuan SST dan Filler gauge, periksa
kerataan permukaan ujung pegas diphragm atau
ujung tuas pembebas. Selisih pengukuran atau
ketidakrataan maximal 0.5 mm.
Gambar 24. Pemeriksaan kerataan tinggi pegas
(d) Pemeriksaan dengan dial indikator
Dengan dial indikator dan alat pemutar juga dapat
dilakukan pengukuran ketidakrataan permukaan
ujung pegas diphragm atau ujung tuas pembebas.
Untuk memudahkan pengukuran pasanglah dial
dengan magnetik base pada mesin. Penyimpangan
maximal : 0.5 mm.
Gambar 25. Pemeriksaan kerataan tinggi pegas
(e) Pemeriksaan panjang dan kesikuan pegas penekan
Panjang bebas pegas penekan mempunyai limit yang
bervariasi tergantung ukuran kopling unit. Demikian
juga dengan ketidaksikuan pegas penekan (lihat buku manual).
Semakin besar unit kopling biasanya
limit/ tolerensi semakin besar.
Gambar 26. Pengukuran panjang dan kesikuan pegas
penekan
(f) Pemeriksaan tegangan pegas penekan
Tegangan pegas penekan sangat berpengaruh pada
kekuatan kerja kopling dalam meneruskan putaran
dan daya mesin. Semakin berat suatu kendaraan
maka akan semakin kuat/ besar tegangan pegas
penekan yang digunakan. Spesifikasi tegangan pegas
dapat dilihat pada buku manual kendaraan.
Perbedaan antar pegas juga tidak boleh terlalu
besar, karena akan membuat penekanan kopling
tidak merata.
Gambar 27. Pengukuran tegangan pegas penekan
(g) Perbaikan/ penyetelan
Bila penyimpangan tidak masuk dalam spesifikasi,
lakukan penyetelan kerataan :
o Pegas diaphragm
Pada pegas diaphragm lakukan penyetelan
ketinggian dan kerataan dengan SST seperti
terlihat pada gb. berikut!
Gambar 28. Penyetelan kerataan tinggi pegas
o Tuas pembebas
Penyetelan tuas pembebas dilakukan dengan
mengatur baut penyetel pada pengikat tuas
pembebas dan plat penekan dengan bantuan SST
pengukur kerataan. Setelah kerataan tepat, maka
kunci dan keraskan mur penahan pengunci.
Gambar 29. Penyetelan kerataan tinggi tuas pembebas
(3) Plat Penekan
Pemeriksaan plat penekan dilakukan dengan beberapa
tahapan yaitu :
(a) Pemeriksaan secara fisual, adalah dengan melihat
apakah ada kotoran, luka bekas gesekan/ terbakar,
tergores dan atau retak. Jika ada kotoran, luka bekas
gesekan/ terbakar, tergores dan itu hanya sedikit
dapat dibersihkan dengan kertas amplas yang halus.
Jika kerusakannya parah, perbaiki dengan
menggunakan mesin bubut atau jika tidak
memungkinkan, ganti dengan plat penekan baru.
(b) Lakukan pengukuran kerataan plat kopling dengan
straigh edge dan filler gauge. Ketidakrataan max.
adalah 0.5 mm.
Gambar 30. Pengukuran kerataan plat penekan
(c) Jika ketidakrataannya melebihi spesifikasi, ratakan
dengan menggunakan mesin bubut atau ganti
dengan plat penekan yang baru.
(4) Plat Kopling
Pemeriksaan plat kopling dilakukan dengan beberapa
tahapan yaitu :
(a) Pemeriksaan secara fisual, adalah dengan melihat
apakah ada kotoran, luka bekas gesekan/ terbakar,
tergores dan atau retak. Jika ada kotoran, luka bekas
gesekan/ terbakar, tergores dan itu hanya sedikit
dapat dibersihkan dengan kertas amplas yang halus.
Jika kerusakannya parah, ganti kampas kopling atau
ganti dengan plat kopling baru.
(b) Pemeriksaan dan pengukuran kedalaman paku keling
dengan jangka sorong. Batas kedalaman paku keling,
minimal 0.3 mm. Jika kedalaman sudah melebihi
spesifikasi, ganti kampas kopling atau ganti dengan
plat kopling baru.
Gambar 31. Pengukuran kedalaman paku keling
Penggantian kampas kopling dilakukan dengan cara
melepas kampas kopling lama dengan merusak paku
kelingnya dengan bor, memasang kampas kopling
baru dengan paku keling baru dengan urutan
menyilang. Lakukan pengetesan kerataan dan
keolengan plat kopling dengan bantuan roller
instrumen dan dial indikator.
Gambar 32. Penggantian kampas kopling
(c) Pemeriksaan kekocakan atau kerusakan torsion
dumper. Jika ditemukan kekocakan dan kerusakan
pada torsion dumper, ganti dengan plat kopling unit
baru.
(d) Pemeriksaan keausan atau kerusakan alur-alur hub.
Kaitkan/ pasangkan plat kopling pada input shaft
transmisi, plat kopling harus bergerak dengan mudah
tetapi tidak longgar. Jika macet atau longgar ganti
dengan plat kopling baru.
(e) Pemeriksaan run-out plat kopling. Dengan roller-
instrumen (mesin/alat-pemutar) dan dial indikator
periksalah run-out plat kopling! Bila run-out melebihi
0.8 mm, gantilah plat kopling dengan yang baru.
Gambar 33. Pengukuran run-out plat kopling
(5) Fly Wheel
Pemeriksaan plat kopling dilakukan dengan beberapa
tahapan yaitu :
(a) Pemeriksaan secara fisual, adalah dengan melihat
apakah ada kotoran, luka bekas gesekan, tergores
dan atau retak pada bidang geseknya. Jika ada
kotoran, luka bekas gesekan/ terbakar, tergores dan
itu hanya sedikit dapat dibersihkan dengan kertas
amplas yang halus. Jika kerusakannya parah, ganti
dengan plat kopling baru.
(b) Pemeriksaaan keausan gigi-gigi ring gear dari
keausan dan kerusakan. Jika terdapat kerusakan,
ganti dengan ring gear yang baru. Penggantian ring
gear adalah dengan cara dipanaskan pada suhu 80
s.d. 100oC, kemudian lepaskan ring gear lama dan
pasangkan ring gear baru dengan menggunakan
mesin press. Pemanasan tidak boleh melebihi 120oC
karena bisa mengubah sifat logam.
(c) Pemeriksaan run-out fly wheel. Dengan dial indikator
periksalah run-out fly wheel! Bila run-out melebihi
0.2 mm, gantilah fly wheel.
Gambar 34. Pengukuran run-out fly wheel
(d) Pemeriksaan Pilot Bearing. Putarkan bearing dan beri
tenaga pada arah axial. Jika putaran kasar dan
terdapat kekocakan yang berlebihan, ganti dengan
pilot bearing yang baru.
Gambar 35. Pemeriksaan pilot bearing
Penggantian pilot bearing dilakukan dengan melepas
pilot bearing lama dengan SSt sliding hamer dan
kemudian memasangkan pilot bearing baru.
Gambar 36. Melepas dan Memasang pilot bearing
E. Langkah Pemasangan
c) Pemasangan
Pemasangan unit kopling dengan pegas spiral adalah diawali
dengan merakit unit plat penekan dan rumah kopling.
Pemasangan adalah dengan urutan sebagai berikut :
(a) Letakkan pressure plate pada dudukan alat penekan.
(b) Pasangkan pegas penekan pada dudukannya di plat
penekan.
(c) Pasangkan clutch cover dibelakang pegas penekan
dengan posisi yang tepat.
(d) Pasangkan pressure lever pada dudukannya di clutch
cover
(e) Lakukan penekanan clutch cover dengan alat penekan
sehingga pegas penekan tertekan sehingga baut
pemegang/ penyetel pressure lever dapat dipasangkan.
(f) Lepaskan tekanan mesin penekan, dan lakukan
penyetelan tinggi pressure lever.
Setelah unit clutch cover terpasang, pemasangan kampas
kopling dan unit kopling dapat dilakukan. Prosedur
pemasangannya adalah sebagai berikut :
(a) Berilah sedikit gemuk khusus pada alur plat kopling
(clutch hub).
(b) Masukkan center clutch pada clutch hub dan atur posisi
plat kopling.
Gambar 38. Pemasangan center clutch
(c) Pasangkan plat kopling pada fly wheel dengan panduan
center clutch dan atur posisinya supaya tepat di tengah.
(d) Pasangkan clutch cover unit dengan memperhatikan
tanda yang telah kita buat pada saat pembongkaran dan
ketepatan knock pin.
(e) Pasangkan baut-baut pengikat clutch cover
(f) Lakukan pengerasan baut-baut pengikat secara
bertahap. Mulailah pengerasan dari baut yang paling
dekat dengan knock pin secara menyilang. Sebelum baut
dikeraskan, pastikan lagi posisi plat kopling dengan
mengatur posisi center clutch.
(g) Keraskan baut pengikat sesuai momen spesifikasi
pengencangan yaitu berkisar 195 kg cm atau 19 N-m.
Gambar 39. Pemasangan unit kopling
Setelah unit kopling terpasang dengan baik, pasangkan
release lever shaft, release lever dan release bearing
pada dudukannya dengan sebelumnya diberikan sedikit
gemuk/ grease khusus pada beberapa bagian yang
bergesekan. Pastikan bahwa pengunci release fork
terhadap porosnya dan release bearing terhadap release
fork terpasang dengan baik.
Gambar 40. Pelumasan bagian-bagian unit kopling
Setelah semua komponen unit kopling terpasang,
rakitlah/ pasang unit transmisi, unit pemindah transmisi,
propeller (kendaraan tipe FR dan FWD) dan release
cylinder.
BAB. III PENUTUP
- A. Kesimpulan
1). Kopling berfungsi untuk menghubung dan memutuskan
putaran mesin ke transmisi dengan lembut.
2). Jenis-jenis kopling antara lain adalah kopling gesek, kopling
satu arah, kopling magnet dan kopling fluida.
3). Komponen utama sebuah unit kopling gesek, yaitu : rumah
kopling, plat penekan, plat kopling, pegas penekan, tuas
penekan, bantalan pembebas dan garpu pembebas.
4). Pemeriksaan unit kopling secara visual meliputi kondisi plat
kopling, plat penekan, pegas penekan dan alur-alur input shaft
transmisi.
5). Pemeriksaan dengan pengukuran meliputi pengukuran
kerataan plat penekan; kedalaman paku keling dan kerataan/
run-out plat kopling; kesikuan dan panjang pegas penekan,
tegangan pegas penekan; serta kerataan/ run-out fly wheel.
6). Pemeriksaan dengan pengecekan fungsi/ kerja meliputi
release bearing, back-lash input shaft transmisi dan hub plat
kopling, torsin dumper dan hub serta pilot bearing.
7). Penyetelan pada unit kopling adalah penyetelan tinggi
diaphragm spring dan atau ketinggian tuas penekan.
B. SARAN
* Bagi Siswa
- Siswa sebaiknya menyiapkan mental dan fisik sebelum prakerin.
- Siswa harus disiplin dengan aturan lembaga instansi/DU/DI.
- Siswa sebaiknya menyelesaikan urusan administrasi sekolah sebelum berangkat PRAKERIN.
- Bagi Guru Pembimbing
- Guru pembimbing sebaiknya memonitoring lebih rutin terhadap siswa peserta PRAKERIN.
- Sebaiknya ketika Guru pembimbing memonitoring siswa, Guru pembimbing harus lebih interaktif dengan siswa.
* Bagi Bengkel(DU/DI)
- Kerja sama yang baik terjalin selama ini antara SMK Negri 3 Gorontalo da instansi kiranya di pupuk terus dan tetap terpelihara serta di kembangkan untuk program pendidikan selanjutnya.
- Disiplin keja, waktu dan ketertiban sebaiknya di perhatikan serta si tingkatkan lagi untuk para siswa prakerin.
- Diharapkan pada tahun-tahun berikutnya tetap menerima siswa prakerin.
0 komentar:
Posting Komentar