Sejarah PMR
Palang Merah Indonesia (PMI) adalah sebuah organisasi perhimpunan nasional di Indonesia yang bergerak dalam bidang sosial kemanusiaan. PMI selalu berpegang teguh pada tujuh prinsip dasar Gerakan Internasional Palang Merah dan Bulan sabit merah yaitu kemanusiaan, kesamaan, kesukarelaan, kemandirian, kesatuan, kenetralan, dan kesemestaan.Sampai saat ini PMI telah berada di 33 PMI Daerah (tingkat provinsi) dan sekitar 408 PMI Cabang (tingkat kota/kabupaten) di seluruh indonesiaPalang Merah Indonesia tidak berpihak pada golongan politik, ras, suku ataupun agama tertentu. Palang Merah Indonesia dalam pelaksanaannya juga tidak melakukan pembedaan tetapi mengutamakan objek korban yang paling membutuhkan pertolongan segera untuk keselamatan jiwanya.Sejarah Berdirinya Palang Merah di Indonesia sebetulnya sudah dimulai sebelum Perang Dunia II, tepatnya 12 Oktober 1873.Pemerintah Kolonial Belanda mendirikan Palang Merah di Indonesia dengan nama Nederlandsche Roode Kruis Afdeeling Indië (NERKAI) yang kemudian dibubarkan pada saat pendudukan Jepang.
menolak.
Ketua : Drs. Moh Hatta
Wakil Ketua : Dr. R. Boentaran Martoatmodjo
Badan Penulis terdiri dari : Dr. R. Mochtar, Dr. Bahder Djohan, Mr. Santoso
Bendahara : Mr. T.Saubari
Penasehat : K.H. Raden Adrian
- Dikeluarkan keputusan pemerintah No. 25 tahun 1950 tertanggal 16 Januari 1950 tentang pengesahan Palang Merah Indonesia sebagai satu-satunya organisasi Palang Merah di Indonesia.
- Palang Merah Indonesia diakui oleh ICRC, INTERNATIONAL COMMITTEE OF THE RED CROSS dengan surat No. 392 tertanggal 15 Juni 1950.
- Tanggal 16 Oktober 1950 Palang Merah Indonesia diterima sebagai Liga Palang Merah International LEAGUE OF NATION RED CROSS SOCIETY
- Dengan telah ditandatangani KONVENSI GENEVA oleh utusan Pemerintah RI maupun perwakilan Palang Merah Indonesia, maka pemerintah RI telah menetapkan UU No. 59 tahun 1958. Dengan semua tindak dan langkahnya tidak terlepas dari identias Bangsa Indonesia yaitu Pancasila dan UUD 1945.
kemanusiaan, kesukarelaan, kenetralan, kesamaan, kemandirian, kesatuan, dan kesemestaan.
Palang Merah Indonesia tidak melibatkan diri/berpihak pada golongan politik, ras, suku ataupun agama tertentu.
Dalam pelaksanaannya tidak melakukan pembedaan tetapi mengutamakan objek korban yang paling
membutuhkan pertolongan segera untuk keselamatan jiwanya.
– General Dufour
– Dr. Louis Appia
– Dr. Theodore Maunoir
– Gustave Moynier
Hal ini sangat sejalan dengan tugas pokok PMI adalah membantu pemerintah Indonesia di bidang sosial kemanusiaan terutama tugas-tugas kepalangmerahan yang meliputi: Kesiapsiagaan Bantuan dan Penanggulangan Bencana, Pelatihan Pertolongan Pertama untuk Sukarelawan, Pelayanan Kesehatan dan Kesejahteraan Masyarakat, Pelayanan Transfusi Darah. Kinerja PMI dibidang kemanusiaan dan kerelawanan mulai dari tahun 1945 sampai dengan saat ini antara lain sebagai berikut:
- Kemanusiaan (humanity)
- Kesamaan (impartiality)
- Kenetralan (neutrality)
- Kemandirian (independence)
- Kesukarelaan (voluntary service)
- Kesatuan (unity)
- Kesemestaan (universality)
- Kemanusiaan
- Kesamaan
- Kenetralan
- Kemandirian
- Kesukarelaan
- Kesatuan
- Kesemestaan
” Mars PMI “
Sumber kasih umat manusia
Warisan luhur, nusa dan bangsa
Wujud nyata pengayom Pancasila
Mendarmakan bhakti bagi ampera
Tunaikan tugas suci tujuan PMI
Di Persada Bunda Pertiwi
Di seluruh dunia
PMI menghantarkan jasa
Palang Merah Indonesia
Wujud Kepedulian Nyata
Nurani Yang Suci
Untuk Membantu Menolong Sesama
Siaga Setiap Waktu
Berbakti, Dan Mengabdi
Bagi Hidup Manusia
Agar Sehat Sejahtera Di Seluruh Dunia Mars Palang Merah Remaja Bhakti PMR
Berjuang berbakti penuh kasih sayang untuk rakyat semua
Bekerja dengan rela tulus ikhlas untuk yang tertimpa sengsara
Puji dan puja tidak dikejar… mengabdi tuk sesama…
Abdi rakyat sedunia luhur budinya
Putra Putri Palang Merah Remaja Indonesia
Abdi rakyat sedunia mulya citanya
Berikut ini adalah syarat-syarat untuk menjadi anggota PMR.
- Warga Negara Indonesia.
- Berusia 7 tahun sampai dengan 21 tahun.
- Dapat membaca dan menulis.
- Atas kemauan sendiri, tanpa paksaan maupun tekanan dari orang lain, ingin menjadi anggota PMR.
- Mendapat persetujuan dari orang tua atau wali.
- Sebelum menjadi anggota penuh, bersedia mengikuti pendidikan dan pelatihan yang diharuskan.
- Bersedia melaksanakan tugas kepalangmerahan selaku anggota PMR secara sukarela.
Hak keanggotaan berakhir apabila:
- Meninggal dunia
- Merugikan nama dan kedudukan PMR khususnya, dan PMI umumnya.
A : Amankan Korban
T : Tandai tempat kejadian
U : Usahakan panggil bantuan
T : Tangani korban (dengan P3K) mulai dari luka yang paling serius atau membahayakan keselamatan korban
- Meningkatkan ketrampilan hidup sehat.
- Berkarya dan berbakti di masyarakat.
- Mempererat persahabatan nasional dan internasional
Siap Siaga
Siap Siaga Tuk Menolong Sesama
Tak Peduli Siapa Yang Ditolong
Yang Ditolong
Miskin Kaya Semuanya Sama Saja
Happy Yee
Aku Ingin PMR Wae
Siangan Jadi Kenangan
Malam Jadi Impian
Aku Ingin PMR Wae
Yang S’lalu Siap Siaga
Kami Dari Kelompok
Dua Nol Satu
Yang Terbaik . . . . . .
Yang S’lalu Disiplin
Dalam Mengerjakan Tugasnya
Yang S’lalu Tepat Waktu
Kalau Ada Pasyen Terluka
Inilah kisah Palang Merah Remaja
Siap berjuang tuk kemanusiaan
Inilah kisah Palang Merah sejati
Tak takut mati karna punya nyali tinggi
Banyak orang bilang (kami ini so’ bersih)
Banyak orang bilang (kami so’ pemberani)
Meski itu kami tak perduli . . . . .
Tim yang baik tak ancur
Suka minum bajigur
Pagi-pagi makan bubur
Salam sejahtera dari kami PMR
Semoga anda kian terhibur . . . . .
- Fisik
- Mental
- Kreatifitas/Otak
Pelaksanaan pertolongan pertama
- Periksa kesadaran
- Periksa pernapasan
- Periksa apakah ada tanda-tanda pendarahan
- Periksa keadaan lokal atau keadaan sekitar
- Bahan membersihkan tangan. Contoh: Sabun, alkohol.
- Obat pencuci luka. Contoh: Rivanol, alkohol.
- Obat pengurang rasa sakit. Contoh: Parasetamol.
- Wewangian untuk menyadarkan korban. Contoh: Cologne, minyak angin.
- Pembalut gulung
- Mitela
- Kapas
- Plester
- Kain kassa/ kain steril
- Gunting
- Pinset
- Menyiapkan alat-alat yang diperlukan: tambang, bambu untuk pegangan tangan
- Membuat simpul jangkar dan simpul pangkal
- Mengencangkan dan menguatkan tandu agar bisa ditempati oleh korban
- Bagaimana cara mengangkat korban ke tandu
- Cara mengangkat korban dengan 2 orang atau lebih.
- Cara mengangkat korban sendiri
- Pemimpin apél memasuki lapangan apél.
- Pemimpin apél menyiapkan barisan.
- Pembina apél memasuki lapangan apél.
- Penghormatan kepada Pembina apél dipimpin oleh pemimpin apél.
- Laporan pemimpin apél kepada pembina apél bahwa apél akan segera dimulai.
- Pembacaan 7 prinsip dasar Gerakan Palang Merah Internasional.
- Pembacaan Tribakti Palang Merah Remaja.
- Menyanyikan lagu Indonesia Raya dilanjutkan dengan Mars Palang Merah Indonesia.
- Amanat Pembina, peserta diistirahatkan.
- Peserta disiapkan.
- Pembacaan doa.
- Laporan pemimpin apél kepada Pembina apél bahwa apél telah selesai.
- Penghormatan umum kepada Pembina apél.
- Pembina apél diperkenankan meninggalkan lapangan apél.
- Peserta dibubarkan.
- Protokol
- Pemimpin upacara
- Petugas pembaca 7 prinsip dasar gerakan Palang Merah Internasional
- Petugas pembaca Tribakti Palang Merah Remaja
- Petugas dirijen dalam menyanyikan lagu ‘Indonesia Raya’ dan ‘Mars Palang Merah Indonesia’.
- Bahan pembalut dari kain yang berbentuk segitiga sama kaki dengan berbagai ukuran. Panjang kaki antara 50-100 cm
- Pembalut ini biasa dipakai pada cedera di kepala, bahu, dada, siku, telapak tangan, pinggul, telapak kaki, dan untuk menggantung lengan.
- dapat dilipat-lipat sejajar dengan alasnya dan menjadi pembalut bentuk dasi.
- Merupakan mitella yang dilipat-lipat dari salah satu ujungnya sehingga berbentuk pita dengan kedua ujung-ujungnya lancip dan lebarnya antara 5-10 cm.
- Pembalut ini biasa dipergunakan untuk membalut mata, dahi (atau bagian kepala yang lain), rahang, ketiak, lengan, siku, paha, lutut, betis, dan kaki yang terkilir.
- Cara membalut:
Ø Diusahakan agar balutan tidak mudah kendor, dengan cara sebelum diikat arahnya saling menarik
Ø Kedua ujung diikatkan secukupnya.
- Dapat terbuat dari kain katun, kain kasa, flanel atau bahan elastis. Yang paling sering adalah kasa. Hal ini dikarenakan kasa mudah menyerap air dan darah, serta tidak mudah kendor.
- Macam ukuran lebar pembalut dan penggunaannya:
Ø 5 cm : untuk leher dan pergelangan tangan
Ø 7,5 cm : untuk kepala, lengan atas, lengan bawah, betis dan kaki
Ø 10 cm : untuk paha dan sendi pinggul
Ø 10-15 cm : untuk dada, perut dan punggung.
- Cara membalut anggota badan (tangan/kaki):
Ø Pastikan bahwa perban tergulung kencang
Ø Balutan pita biasanya beberapa lapis, dimulai dari salah satu ujung yang diletakkan dari proksimal ke distal menutup sepanjang bagian tubuh, yang akan dibalut dari distal ke proksimal (terakhir ujung yang dalam tadi diikat dengan ujung yang lain secukupnya). Atau bisa dimulai dari bawah luka (distal), lalu balut lurus 2 kali.
Ø Dibebatkan terus ke proksimal dengan bebatan saling menyilang dan tumpang tindih antara bebatan yang satu dengan bebatan berikutnya. Setiap balutan menutupi duapertiga bagian sebelumnya.
Ø Selesaikan dengan membuat balutan lurus, lipat ujung perban, kunci dengan peniti atau jepitan perban.
- Pembalut ini untuk merekatkan penutup luka, untuk fiksasi pada sendi yang terkilir, untuk merekatkan pada kelainan patah tulang. Cara pembidaian langsung dengan plester disebut strapping. Plester dibebatkan berlapis-lapis dari distal ke proksimal dan untuk membatasi gerakan perlu pita yang masing-masing ujungnya difiksasi dengan plester.
- Untuk menutup luka yang sederhana dapat dipakai plester yang sudah dilengkapi dengan kasa yang mengandung antiseptik (Tensoplast, Band-aid, Handyplast dsb).
- Cara membalut luka terbuka dengan plester:
Ø tutup luka dengan kassa
Ø baru letakkan pembalut plester.
- Snelverband: pembalut pita yang sudah ditambah kasa penutup luka, dan steril. Baru dibuka saat akan digunakan, sering dipakai untuk menutup luka-luka lebar.
- Sofratulle: kasa steril yang sudah direndam dalam antibiotika. Digunakan untuk menutup luka-luka kecil.
- Kasa steril ialah potongan-potongan pembalut kasa yang sudah disterilkan dan dibungkus sepotong demi sepotong. Pembungkus tidak boleh dibuka sebelum digunakan.
- Digunakan untuk menutup luka-luka kecil yang sudah didisinfeksi atau diobati (misalnya sudah ditutupi sofratulle), yaitu sebelum luka dibalut atau diplester.
- Bagian dari tubuh yang mana? (untuk menentukan macam pembalut yang digunakan dan ukuran pembalut bila menggunakan pita)
- Luka terbuka atau tidak? (untuk perawatan luka dan menghentikan perdarahan)
- Bagaimana luas luka? (untuk menentukan macam pembalut)
- Perlu dibatasi gerak bagian tubuh tertentu atau tidak? (untuk menentukan perlu dibidai/tidak?)
3. Sebelum dibalut, jika luka terbuka perlu diberi desinfektan atau dibalut dengan pembalut yang mengandung desinfektan. Jika terjadi disposisi/dislokasi perlu direposisi. Urut-urutan tindakan desinfeksi luka terbuka:
- Letakkan sepotong kasa steril di tengah luka (tidak usah ditekan) untuk melindungi luka selama didesinfeksi.
- Kulit sekitar luka dibasuh dengan air, disabun dan dicuci dengan zat antiseptik.
- Kasa penutup luka diambil kembali. Luka disiram dengan air steril untuk membasuh bekuan darah dan kotoran yang terdapat di dalamnya.
- Dengan menggunakan pinset steril (dibakar atau direbus lebih dahulu) kotoran yang tidak hanyut ketika disiram dibersihkan.
- Tutup lukanya dengan sehelai sofratulle atau kasa steril biasa. Kemudian di atasnya dilapisi dengan kasa yang agak tebal dan lembut.
- Kemudian berikan balutan yang menekan.
Pembalut tekan, dipertahankan sampai pendarahan berhenti atau sampai pertolongan yang lebih mantap dapat diberikan.
- Penekanan dengan jari tangan di pangkal arteri yang terluka. Penekanan paling lama 15 menit.
- Pengikatan dengan tourniquet.
Ø Lokasi pemasangan: lima jari di bawah ketiak (untuk pendarahan di lengan) dan lima jari di bawah lipat paha (untuk pendarahan di kaki)
Ø Cara: lilitkan torniket di tempat yang dikehendaki, sebelumnya dialasi dengan kain atau kasa untuk mencegah lecet di kulit yang terkena torniket. Untuk torniket kain, perlu dikencangkan dengan sepotong kayu. Tanda torniket sudah kencang ialah menghilangnya denyut nadi di distal dan kulit menjadi pucat kekuningan.
Ø Setiap 10 menit torniket dikendorkan selama 30 detik, sementara luka ditekan dengan kasa steril.
- Elevasi bagian yang terluka
- Dapat membatasi pergeseran/gerak bagian tubuh yang memang perlu difiksasi
- Sesedikit mungkin membatasi gerak bgaian tubuh yang lain
- Usahakan posisi balutan paling nyaman untuk kegiatan pokok penderita.
- Tidak mengganggu peredaran darah, misalnya balutan berlapis, yang paling bawah letaknya di sebelah distal.
- Tidak mudah kendor atau lepas.
2. Tidak menimbulkan rasa nyeri yang hebat, berarti pula mencegah terjadinya syok karena rasa nyeri yang hebat.
3. Tidak membuat luka terbuka pada bagian tulang yang patah sehingga mencegah terjadinya indfeksi tulang.
Pembidaian tidak hanya dilakkukan untuk immobilisasi tulang yang patah tetapi juga untuk sendi yang baru direposisi setelah mengalami dislokasi. Sebuah sendi yang pernah mengalami dislokasi, ligamen-ligamennya biasanya menjadi kendor sehingga gampang mengalami dislokasi kembali, untuk itu setelah diperbaiki sebaiknya untuk sementara waktu dilakukan pembidaian.
- Adanya tanda ruda paksa pada bagian tubuh yang diduga terjadi patah tulang: pembengkakan, memar, rasa nyeri.
- Nyeri sumbu: apabila diberi tekanan yang arahnya sejajar dengan tulang yang patah akan memberikan nyeri yang hebat pada penderita.
- Deformitas: apabila dibandingkan dengan bagian tulang yang sehat terlihat tidak sama bentuk dan panjangnya.
- Bagian tulang yang patah tidak dapat berfungsi dengan baik atau sama sekali tidak dapat digunakan lagi.
2. Apabila penderita mengalami fraktur terbuka, hentikan perdarahan dan rawat lukanya dengan cara menutup dengan kasa steril dan membalutnya.
3. Bidai harus meliputi dua sendi dari tulang yang patah. Sebelum dipasang, diukur dahulu pada sendi yang sehat.
4. Bidai dibalut dengan pembalut sebelum digunakan. Memakai bantalan di antara bagian yang patah agar tidak terjadi kerusakan jaringan kulit, pembuluh darah, atau penekanan syaraf, terutama pada bagian tubuh yang ada tonjolan tulang.
5. Mengikat bidai dengan pengikat kain (dapat kain, baju, kopel, dll) dimulai dari sebelah atas dan bawah fraktur. Tiap ikatan tidak boleh menyilang tepat di atas bagian fraktur. Simpul ikatan jatuh pada permukaan bidainya, tidak pada permukaan anggota tubuh yang dibidai.
6. Ikatan jangan terlalu keras atau kendor. Ikatan harus cukup jumlahnya agar secara keseluruhan bagian tubuh yang patah tidak bergerak.
7. Kalau memungkinkan anggota gerak tersebut ditinggikan setelah dibidai.
8. Sepatu, gelang, jam tangan dan alat pengikat perlu dilepas.
- 10 gram kapas putih
- 1 rol pembalut gulung lebar 2.5 cm
- 1 rol pembalut gulung lebar 5 cm
- 1 pembalut segitiga (mitella)
- 1 pembalut cepat steril/snelverband
- 10 buah kassa steril ukuran 5×5 cm
- 1 rol plester lebar 2.5 cm
- 10 buah plester cepat (mis. Tensoplast, dll.)
- 1 buah gunting
- 1 buku catatan
- 1 buku pedoman P3K
- 1 daftar isi kotak P3K
- Obat pelawan rasa sakit (mis. Antalgin, Acetosai, dll)
- Obat sakit perut (mis. Paverin, enterovioform, dll)
- Norit
- Obat anti alergi
- Obat merah
- Soda Kue
- Obat tetes mata
- Obat gosok
- 50 gram kapas putih
- 100 gram kapas gemuk
- 3 rol pembalut gulung lebar 2.5 cm
- 2 rol pembalut gulung lebar 5 cm
- 2 rol pembalut gulung lebar 7.5 cm
- 2 pembalut segitiga (mitella)
- 2 pembalut cepat steril/snelverband
- 10 buah kassa steril ukuran 5×5 cm
- 10 buah kassa steril ukuran 7.5×7.5 cm
- 1 rol plester lebar 1 cm
- 20 buah plester lebar 1 cm
- 20 buah plester cepat (mis. Tensoplast)
- 1 bidal
- 1 gunting pembalut
- 1 buah sabun
- 1 dos kertas pembersih (cleansing tissue)
- 1 pinset
- 1 lampu senter
- 1 buku catatan
- 1 buku pedoman P3K
- 1 daftar isi kotak P3K
- Obat pelawan rasa sakit (mis. Antalgin, Acetosai, dll)
- Obat sakit perut (mis. Paverin, enterovioform, dll)
- Norit
- Obat anti alergi
- Soda Kue, garam dapur
- Merculochrom
- Obat tetes mata
- Obat gosok
- Salep anti histamimka
- Salep sulfa atau S.A. powder
- Boor zalif
- Sofratulle
- Larutan rivanol 1/10 500 cc
- Amoniak cair 25% 100 cc
- 300 gram kapas putih
- 300 gram kapas gemuk
- 6 rol pembalut gulung lebar 2.5 cm
- 8 rol pembalut gulung lebar 5 cm
- 2 rol pembalut gulung lebar 10 cm
- 4 pembalut segitiga (mitella)
- 2 pembalut cepat steril/snelverband
- 20 buah kassa steril ukuran 5×5 cm
- 40 buah kassa steril ukuran 7.5×7.5 cm
- 1 rol plester lebar 1 cm
- 20 buah plester cepat (mis. Tensoplast)
- 1 rol plester lebar 2.5 cm
- 3 bidal
- 1 gunting pembalut
- 1 buah sabun
- 2 dos kertas pembersih (cleansing tissue)
- 1 pinset
- 1 lampu senter
- 1 buku catatan
- 1 buku pedoman P3K
- 1 daftar isi kotak P3K
- 1 set alat-alat minor surgery lengkap
- 1 botol Alcohol 70% isi 100 cc
- 1 botol Aquadest isi 100 cc
- 1 botol Betadine solution 60 cc
- 1 botol Lysol isi 100 cc
- 5 spnit injection diskosable 2 ½ cc
- 5 spnit injection diskosable 5 cc
- 20 lidi kapas
- 2 flakon ATS injection isi 100 cc (disimpan ditempat sejuk)
- 5 flakon P.S. 4:½ atau 4:1 atau PP injectie
- Ampul morphine injectie
- 3 ampul pethridine injectie
- 2 flakon antihistamine injectie
- 2 flakon anti panas injectie
- 5 ampul adrenaline injectie
- 1 flakon cartison injectie
- 2 ampul cardizol injectie
- 2 ampul aminophyline injectie
- 10 sulfas atropine injectie 0.25 g
- 10 sulfas atropine injectie 0.5 g
- 5 ampul anti spascodik injectie
- 2 handuk
- 1 tempat cuci tangan
- 1 mangkok bengkok
- 1 buku catatan
- 1 buku pedoman P3K
- 1 daftar isi
Kerusakan/ terputusnya kontinuitas dari suatu jaringan
- Luka lecet
- Luka memar
- Luka iris
- Luka robek
- Luka tusuk
- Luka tembak
1. Menghentikan perdarahan
2. Mencegah terjadinya infeksi
3. Mencegah kerusakan jaringan lebih parah
4. Mempergunakan cara – cara pertolongan agar penyembuhan lebih cepat
Tindakan
- Bersihkan dengan air atau obat anti septic
- Tutup luka
- Bila luas beri Antibiotika, Anti Tetanus Serum (ATS) (Dokter/Rumah Sakit)
Kerusakan jaringan di bawah kulit akibat pukulan benda tumpul, tanpa kerusakan yang berarti di permukaan kulit
Tanda : membiru dan membengkak
- Kompres dengan air dingin/es
- Bila bengkak beri zalf lasonil/ trombopob
Luka yang ditimbulkan oleh irisan benda yang bertepi tajam
Tanda :
- Bentuk luka memanjang
- Tepi luka merupakan garis lurus
- Jaringan sekitar luka tidak rusak
- Bersihkan luka dengan air/ antiseptic
- Pada luka iris yang pendek dan dangkal, tempelkan plaster (plaster kupu – kupu)
Luka yang ditimbulkan oleh goresan benda yang tidak terlalu tajam
Tanda
- Tepi luka tidak teratur
- Jaringa sekitar luka rusak
- Tindakan pada umumnya memerlukan jahitan (Dokter/Rumah Sakit)
- Bersihkan sekitar luka dengan cairan anti septic
- Bersihkan bagian dalam luka dengan H2O2
- Tutup luka dengan sufratule dan kasa steril, bila tidak ada cukup tutup dengan kain yang bersih
- Balut yang agak menekan
- Berikan antibiotik, ATS (Dokter/Rumah Sakit)
Luka yang ditimbulkan oleh tusukan benda berujung runcing
Tanda
- Mulut luka lebih sempit daripada dalamnya
- Tepi luka ikut terdorong kedalam luka
Letak luka harus diperhatikan, misalnya : di daerah jantung akan menimbulkan kematian lebih cepat.
Bila tidak mengenai jantung dapat menembus hingga paru – paru sehingga menimbulkan perdarahan dalam rongga paru – paru dan udara masuk ke dalam rongga paru – paru sehingga paru – paru pada sisi yang sakit akan mengempis
- Kesakitan waktu bernafas
- Mendadak sesak
- Gerakan iga di sisi yang luka berkurang
- Tutup luka dengan kasa steril yang dibasahi cairan steril
- Balut luka dengan plester (kedap udara)
- Bersihkan saluran pernafasan
- Beri obat pengurang rasa sakit
- Bawa ke RS terdekat
Tindakan
- Bersihkan sekitar luka dengan antiseptic
- Tutup luka dengan kasa steril yang agak tebal dan sudah dibasahi cairan steril
- Balut yang menekan
- Bila usus terlihat keluar jangan dimasukkan
- Bila pisau belum tercabut biarkan saja segera bawa ke RS
Tindakan
- Bersihkan luka dengan antiseptic
- Bila luka dalam bersihkan dengan H2O2\
- Tutup luka dengan kasa steril
- Balut yang menekanBeri antibiotik,
- ATS (Dokter/Rumah Sakit)
Bentuknya antara luka tusuk dengan luka robek. Pada luka tembak ini harus dicari tempat keluarnya peluru. Bila tidak ditemukan kemungkinan peluru tertinggal di dalam tubuh.
Pada pinggir luka tempat peluru masuk sering terdapat jeluga biru panasnya peluru
Tindakan
- Bersihkan sekitar luka
- Tutup luka
- Kirim RS
Tindakan pada luka infeksi
- Bersihkan luka dan sekitarnya dengan antiseptic
- Keluarkan kotoran/ pus dalam luka dengan cara menekan dari pinggir luka kearah tengah
- Setelah kotoran terkumpul dibagian tengah luka bersihkan daerah luka dengan antiseptik dan H202
- Berikan kompres Revanol 5x sehari
- Bila luka sudah agak mengering berikan zalf antibiotic
- Sebaiknya diberikan obat : anti biotik dan pengurang rasa sakit
- Luka – luka yang luas
- Luka di leher dan muka
- Luka tusuk dan gigitan binatang yang cukup dalam
- Ada gejala – gejala terkena tetanus
- Luka yang terlambat mendapat perawatan
- Luka tembak yang sudah disertai jaringan mati.
- Gunanya agar tali pintalan pada ujung tali tidak mudah lepas.
- Gunanya untuk menyambung 2 utas tali yang sama besar dan tidak licin.
- Gunanya untuk menyambung 2 utas tali yang tidak sama besarnya dan dalam keadaan kering.
- Gunanya untuk menyambung 2 utas tali yang tidak sama besarnya dan dalam keadaan kering.
- Gunanya untuk memendekkan tali tanpa pemotongan.
- Gunanya untuk menyambung 2 utas tali yang sama besarnya dan dalam keadaan licin.
- Gunanya untuk mengangkat atau menurunkan benda atau orang pingsan .
- Gunanya untuk menarik benda yang cukup besar.
- Gunanya untuk menjerat binatang.
- Gunanya untuk permulaan ikatan untuk mengikat tali pada tiang/kayu.
- Gunanya Untuk memulai ikatan dan digunakan untuk menyeret balok.
- Gunanya Untuk mengikat benda hidup/leher binatang agar yang diikat tidak terjerat, dan untuk menambatkan tali pengikat binatang pada pohon agar binatang itu dapat bergerak bebas.
- Gunanya Untuk turun kejurang atau dari atas pohon.
Gunanya Untuk mengangkat atau menurunkan benda/manusia.
15.Simpul gulung
- Gunanya Untuk diikatkan pada tali penarik agar orang lain dapat membantu menarik.
- Gunanya Untuk menarik balok kayu yang besar.
- Gunanya Untuk membuat tangga tali.
- Gunanya Untuk membuat tanduk darurat atau mengikat ember/timba.
- Gunanya Untuk mengikat tiang.
- Gunanya Untuk mengikat tali pada tiang lebih lama.
- Gunanya Untuk mengikat tiang atau mengangkat balok.
- Gunanya Untuk mengikat tiang.i
Gunanya untuk mengikatkan tali pada kayu atau tiang, akan tetapi ikatan
pangkal ini dapat juga digunakan untuk memulai suatu ikatan.
Gunanya untuk mengikat sesuatu sehingga yang diikat masih dapat bergerak
leluasa misalnya untuk mengikat leher binatang supaya tidak tercekik.
Gunanya untuk mengikat jangkar atau benda lainnya yang berbentuk ring.
Gunanya untuk menambatkan tali pada sesuatu tiang/kayu dengan erat,
akan tetapi mudah untuk melepaskannya kembali. Ikatan tambat ini
juga dipergunakan untuk menyeret balik dan bahkan ada juga
dipergunakan untuk memulai suatu ikatan.
Gunanya untuk menambatkan tali pengikat binatang pada suatu tiang, kemudian mudah untuk membukanya kembali. Dapat juga untuk turun ke jurang atau pohon.
Gunanya untuk mengikat sapu lidi setangan leher
8.Ikatan canggah
9.Ikatan silang
10.Ikatan khaki tiga
Karena itu, PMI telah menetapkan misi dan visi dengan tetap berpegang teguh pada prinsip-prinsip
kepalangmerahan dan digariskan di dalam garis-Garis Kebijakan PMI 2000 – 2004 :
kepalangmerahan yang efektif dan tepat waktu, terutama kepada mereka yang paling membutuhkan, dalam
semangat kenetralan dan kemandirian.
Merah serta Hukum perikemanusiaan Internasional (HPI) dalam masyarakat Indonesia.
2.Melaksanakan pelayanan kepalangmerahan yang bermutu dan tepat waktu, mencakup:
- Bantuan kemanusiaan dalam keadaan darurat
- Pelayanan sosial dan kesehatan masyarakat
- Usaha Kesehatan Transfusi Darah
4. Melakukan konsolidasi organisasi, pembinaan potensi dan peningkatan potensi sumber daya manusia dan sumber dana untuk menuju PMI yang efektif dan efiesien.
0 komentar:
Posting Komentar