Rabu, 01 Juli 2015

Laporan Prakerin-PKL Permesinan Bubut

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL                           ............................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN           .............................................................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN            ............................................................................. iii
KATA PENGANTAR                        ............................................................................. iv
DAFTAR ISI                                        .............................................................................. v
BAB I PENDAHULUAN
A.    Arti Penting Prakerin                 .............................................................................. 1
B.     Tujuan Prakerin                          .............................................................................. 1
C.     Waktu dan Tempat Pelaksanaan.............................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN
I.       MESIN BUBUT
A.    Pengertian Mesin Bubut            .............................................................................. 2
B.     Prinsip Kerja Mesin Bubut         .............................................................................. 2
C.     Bagian-Bagian Mesin Bubut      .............................................................................. 3
D.    Dimensi dan Jenis-Jenis
Mesin Bubut                              .............................................................................. 5
E.     Operasi Pada Mesin Bubut        .............................................................................. 6
II.    MESIN FRAIS/MILLING
A.    Pengertian Mesin Frais               .............................................................................. 7
B.     Prinsip Kerja Mesin Frais           .............................................................................. 8
C.     Bentuk Pengfraisan                    .............................................................................. 8
D.    Jenis-Jenis Mesin Frais               ............................................................................. 9
E.     Gerakan Dalam Mesin Frais       ............................................................................ 10
F.      Pengerjaan Dalam Mesin Frais   ............................................................................ 10
G.    Metode Pengefraisan                 ............................................................................ 11
H.    Parameter-Parameter Yang
Di Perhatikan Dalam
Pengerjaan Pengefraisan            ............................................................................ 11
BAB III PENUTUP
A.    Kesimpulan                                ............................................................................ 18
B.     Saran                                          ............................................................................ 18
LAMPIRAN                                         ............................................................................ 19


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Arti Penting Prakerin
            Prakerin merupakan salah satu kegiatan yang berorientasikan pada dunia industri yang sesungguhnya. Sehingga siswa dapat melihat secara langsung dunia industri yang sesungguhnya.
B.     Tujuan Prakerin
1.      Siswa dapat melihat langsung dalam dunia industri.
2.      Siswa dapat mengetahui komponen-komponen mesin bubut serta fungsinya.
3.      Siswa dapat memahami dan mengerti gambar kerja.
4.      Siswa dapat melaksanakan kerja dengan efisien (apa yang dikerjakan terlebih dahulu).
5.      Menambah wawasan dan pengalaman siswa dalam dunia industri.
C.     Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Dalam penyusunan Laporan Praktek Kerja Industri ini, penulis melakukan observasi secara langsung pada :
            Tanggal           : 04 Februari s.d. 06 April 2013
            Tempat            : Bengkel Raharjo
Dengan melakukan observasi ini, penulis memperoleh pengalaman dalam bekerja khususnya di bidang teknik permesinan. Sehingga penulis dapat menambah wawasan dan pengetahuan di bengkel Raharjo ini atas bimbingan Bapak Setya Rahardja dan Bapak Agung Widagdo.
BAB II
PEMBAHASAN

1.      MESIN BUBUT
A.    Pengertian Mesin Bubut
Mesin Bubut adalah suatu Mesin perkakas yang digunakan untuk memotong benda yang diputar. Bubut sendiri merupakan suatu proses pemakanan benda kerja yang sayatannya dilakukan dengan cara memutar benda kerja kemudian dikenakan pada pahat yang digerakkan secara translasi sejajar dengan sumbu putar dari benda kerja. Gerakan putar dari benda kerja disebut gerak potong relatif dan gerakkan translasi dari pahat disebut gerak umpan.
Dengan mengatur perbandingan kecepatan rotasi benda kerja dan kecepatan translasi pahat maka akan diperoleh berbagai macam ulir dengan ukuran kisar yang berbeda. Hal ini dapat dilakukan dengan jalan menukar roda gigi translasi yang menghubungkan poros spindel dengan poros ulir.
Roda gigi penukar disediakan secara khusus untuk memenuhi keperluan pembuatan ulir. Jumlah gigi pada masing-masing roda gigi penukar bervariasi besarnya mulai dari jumlah 15 sampai dengan jumlah gigi maksimum 127. Roda gigi penukar dengan jumlah 127 mempunyai kekhususan karena digunakan untuk konversi dari ulir metrik ke ulir inci.
B.      Prinsip Kerja Mesin Bubut
Poros spindel akan memutar benda kerja melalui piringan pembawa sehingga memutar roda gigi pada poros spindel. Melalui roda gigi penghubung, putaran akan disampaikan ke roda gigi poros ulir. Oleh klem berulir, putaran poros ulir tersebut diubah menjadi gerak translasi pada eretan yang membawa pahat. Akibatnya pada benda kerja akan terjadi sayatan yang berbentuk ulir.


C.    Bagian-Bagian Mesin Bubut
1.      Gear Box dan Quick Change Gear Box
Adalah bagian dari system transmisi pada mesin bubut, berupa susunan roda gigi yang berfungsi untuk memindahkan daya dan putaran dari motor penggerak dan mengatur kecepatannya sebelum diteruskan ke spindle. Quick Change Gear Box atau sering juga disebut dengan feed box berfungsi untuk mentransmisikan daya dan putaran dari gear box sebelum diteruskan ke mekanisme pamakanan/apron. Gear Box dan Quick Change Gear Box terletak pada Head Stock.
2.      Apron
            Apron merupakan tempat susunan roda gigi yang menggerakkan Carriage.
3.      Carriage
            Merupakan meja penggerak pahat dan terletak diatas apron.
4.      Chuck
            Merupakan bagian mesin bubut yang berfungsi umemegang benda kerja agar tidak bergoyang saat pembubutan.
5.      Tailstock
Tailstock terletak berhadapan dengan spindle. Berfungsi untuk menahan ujung benda kerja saat pembubutan dan juga dapat digunakan untuk memegang tool pada saat pengerjaan drilling, reaming, dan tapping.
6.      Tool Post
Merupakan bagian mesin bubut yang berfungsi untuk memegang pahat.
7.      Compound rest
Digunakan untuk menopang tool post pada bermacam-macam posisi.
Gb. Komponen mesin bubut
Kontrol utama mesin bubut berupa :
1.      Spindle Change Switch
2.      Spindle Change Lever A
3.      Spindle Change Lever B
No 1,2,3 digunakan untuk merubah kecepatan putar (mengatur kecepatan pada speed Gear Box). Pengaturan kecepatan dilakukan dengan merubah posisi handle-handlenya.
4.      Left and Right  Thread Change Lever
Digunakan pada proses pembuatan ulir, yaitu untuk mengatur pembuatan ulir kanan atau kiri.
5.      Pitch and Feed Selector Lever
6.      Pitch and Feed Selector Lever
7.      Main Switch
Saklar utama untuk menghidupkan atau mematikan mesin bubut.
8.      Coolant Pump Switch
Untuk menghidupkan pompa cooling oil.
9.      Spindle Forward-Stop-Reserve Lever
Berfungsi untuk merubah putaran dari feed rod.
10.  Compound Rest Feed Lever
Untuk menggerakkan compound rest tanpa menggerakkan carriage.
11.  Carriage Longitudinal Feed Handwheel
Engkol yang berfungsi untuk menggerakkan carriage secara manual dalam arah longitudinal.
12.  Split Nut Lever
Menggerakkan split nut yang nantinya akan memutar lead screw.
13.  Saddle Lock Screw
Mengunci saddle agar tidak bergerak dan dalam keadaan stabil.
14.  Longitudinal and Crosws Power Feed Lever
Menjalankan pembubutan otomatis dan dapat menggerakkan carriage dalam arah longitudinal maupun melintang.
15.  Tailstock Set Over Screw
Untuk menyetel kedudukan tailstock yang biasanya dilakukan pada pembubutan tirus.
16.  Tailstock Quick Transverse Handwheel
Menggerakkan ujung dari tailstock biasanya dilakukan pada pembubutan tirus.
17.  Tailstock Eccentric Locking Lever
18.  Tailstock Quil Clamping Lever
19.  Tailstock Locking Nut
No. 17,18,19 pada prinsipnya digunakan untuk mengunci kedudukan tailstock.
20.  Cross Slide Handwheel
Digunakan untuk menggerakkan carriage dalam arah melintang secara manual.
D.    Dimensi dan Jenis-Jenis Mesin Bubut
Dimensi atau ukuran mesin bubut biasanya dinyatakan dalam diameter benda kerja yang dapat dikerjakan pada mesin tersebut. misalnya sebuah mesin bubut ukuran 400 mm mempunyai arti mesin bisa mengerjakan benda kerja sampai diameter 400 mm. Ukuran kedua yang diperlukan dari sebuah mesin bubut adalah panjang benda kerja. Beberapa pabrik menyatakan dalam panjang maksimum benda kerja diantara kedua pusat mesin bubut, sedangkan sebagian pabrik lain menyatakan dalam panjang bangku. Ada beberapa variasi dalam jenis mesin bubut dan variasi dalam desainnya tersebut tergantung cara pengoparasiannya dan jenis produksi atau jenis benda kerja.
Dilihat cara pengoperasian mesin bubut dibagi menjadi dua jenis yaitu mesin bubut manual dan mesin bubut otomatis. Mesin bubut manual adalah mesin bubut yang proses pengoperasiannya secara manual dilakukan oleh manusia secara langsung, sedangkan mesin bubut atomatis adalah mesin bubut yang perkakasnya secara otomatis memotong benda kerja dan mundur setelah proses diselesaikan, dimana semua pegerakan sudah diatur atau diprogram secara otomatis dengan mengunakan komputer. Mesin bubut yang otomatis sepenuhnya dilengkapi dengan tool magazine sehingga sejumlah alat potong dapat diletakan dimesin secara berurutan dengan hanya sedikit pengawasan dari operator. Mesin bubut otomatis ini lebih dikenal dengan sebutan CNC (Computer Numerical Control) Lathe Machine ( mesin bubut dengan sistem komputer kontrol numerik), seperti pada gambar berikut :
Gambar 3. Jenis Mesin Bubut;
a. Mesin bubut manual, b. Mesin bubut CNC
Operasi pada mesin bubut ada beraneka ragam antara lain :

• Pembubutan
• Pengeboran
• Pengerjaan tepi
• Penguliran
• Pembubutan tirus
• Penggurdian
• Meluaskan lubang
a.       Pembubutan Silindris
Benda disangga diantara kedua pusatnya. Hal ini ditunjukkan pada gambar :

Gambar 1. Operasi pembubutan : A. Pahat mata tunggal dalam operasi pembubutan B. Memotong tepi.
b.      Pengerjaan Tepi (Facing)
Pengerjaan tepi adalah apabila permukaan harus dipotong pada pembubut. Benda kerja biasanya dipegang pada plat muka atau dalam pencekam seperti gambar 2B. Tetapi bisa juga pengerjaan tepi dilakukan dengan benda kerja diantara kedua pusatnya. Karena pemotongan tegak lurus terhadap sumbu putaran maka kereta luncur harus dikunci pada bangku pembubut untuk mencegah gerakan aksial.
c.       Pembubutan Tirus
Terdapat beberapa standar ketirusan1 dalam praktek komersial. Penggolongan berikut yang umum digunakan :
·         Tirus Morse, banyak digunakan untuk tangkai gurdi, leher, dan pusat pembubut. Ketirusannya adalah 0,0502 mm/mm (5,02%).
·         Tirus Brown dan Sharp, terutama digunakan dalam memfris spindel mesin : 0,0417 mm/mm (4,166%).
·         Tirus Jarno dan Reed, digunakan oleh beberapa pabrik pembubut dan perlengkapan penggurdi kecil. Semua sistem mempunyai ketirusan 0.05 mm/mm (5,000%),tetapi diameternya berbeda.
·         Pena tirus, digunakan sebagai pengunci. Ketirusannya 0,0208 mm/mm (2,083%).
d.      Memotong Ulir
Biasanya pembuatan ulir dengan mesin bubut dilakukan apabila hanya sedikit ulir yang harus dibuat atau dibuat bentuk khusus. Bentuk ulir didapatkan dengan menggerinda pahat menjadi bentuk yang sesuai dengan menggunakan gage atau plat pola. Gambar 7. memperlihatkan sebuah pahat untuk memotong ulir -V 60 derjat dan gage yang digunakan untuk memeriksa sudut pahat. Gage ini disebut gage senter sebab juga bisa digunakan sebagai gage penyenter mesin bubut. Pemotong berbentuk khusus bisa juga digunakan untuk memotong ulir.

Gambar 2. Proses Penguliran
2.      MESIN FRAIS/MILLING
A.    Pengertian Mesin Frais
Pengerjaan logam dalam dunia manufacturing ada beberapa macam, mulai dari pengerjaan panas, pengerjaan dingin hingga pengerjaan logam secara mekanis.
Pengerjaan mekanis logam biasanya digunakan untuk pengerjaan lanjutan maupun pengerjaan finishing, sehingga dalam pengerjaan mekanis dikenal beberapa prinsip pengerjaan, salah satunya adalah pengerjaan perataan permukaan dengan menggunakan mesin Frais atau biasa juga disebut mesin Milling.
Mesin milling adalah mesin yang paling mampu melakukan banyak tugas bila dibandingkan dengan mesin perkakas yang lain. Hal ini disebabkan karena selain mampu memesin permukaan datar maupun berlekuk dengan penyelesaian dan ketelitian istimewa, juga berguna untuk menghaluskan atau meratakan benda kerja sesuai dengan dimensi yang dikehendaki.
Mesin milling dapat menghasilkan permukaan bidang rata yang cukup halus, tetapi proses ini membutuhkan pelumas berupa oli yang berguna untuk pendingin mata millingagar tidak cepat aus.
Proses milling adalah proses yang menghasilkan chips (beram). Millingmenghasilkan permukaan yang datar atau berbentuk profil pada ukuran yang ditentukan dan kehalusan atau kualitas permukaan yang ditentukan.
Proses kerja pada pengerjaan dengan mesin milling dimulai dengan mencekam benda kerja , kemudian dilanjutkan dengan pemotongan dengan alat potong yang disebutcutter, dan akhirnya benda kerja akan berubah ukuran maupun bentuknya.
B.     Prinsip Kerja Mesin Frais
Tenaga untuk pemotongan berasal dari energi listrik yang diubah menjadi gerak utama oleh sebuah motor listrik, selanjutnya gerakan utama tersebut akan diteruskan melalui suatu transmisi untuk menghasilkan gerakan putar pada spindel mesin milling.
Spindel mesin milling adalah bagian dari sistem utama mesin milling yang bertugas untuk memegang dan memutar cutter hingga menghasilkan putaran atau gerakan pemotongan.
Gerakan pemotongan pada cutter jika dikenakan pada benda kerja yang telah dicekam maka akan terjadi gesekan/tabrakan sehingga akan menghasilkan pemotongan pada bagian benda kerja, hal ini dapat terjadi karena material penyusun cutter mempunyai kekerasan diatas kekerasan benda kerja.
C.    Bentuk Pengfraisan
Mesin frais mempunyai beberapa hasil bentuk yang berbeda, dikarenakan cara pengerjaannya. Berikut ini bentuk-bentuk pengfraisan yang bisa dihasilkan oleh mesin frais, yaitu bidang rata datar, bidang rata miring menyudut, bidang siku, bidang sejajar, alur lurus atau melingkar, segi beraturan atau tidak beraturan, pengeboran lubang atau memperbesar lubang, roda gigi lurus, helik, paying, cacing, dan nok/eksentrik, dll.
D.    Jenis-Jenis Mesin Frais
Penggolongan mesin milling menurut jenisnya penamaannya disesuaikan dengan posisi spindel utamanya dan fungsi pembuatan produknya, ada beberapa jenis mesinmilling dalam dunia manufacturing antara lain:
·         Berdasarkan Posisi Spindle Utama
1.   Mesin Milling Horizontal
Mesin milling jenis ini mempunyai pemasangan spindel dengan arah horizontal dan digunakan untuk melakukan pemotongan benda kerja dengan arah mendatar.
2.   Mesin Milling Vertikal
Kebalikan dengan mesin milling horizontal, pada mesin milling ini pemasanganspindel-nya pada kepala mesin adalah vertikal, pada mesin milling jenis ini ada beberapa macam menurut tipe kepalanya, ada tipe kepala tetap, tipe kepala yang dapat dimiringkan dan type kepala bergerak. Kombinasi dari dua type kepala ini dapat digunakan untuk membuat variasi pengerjaan pengefraisan dengan sudut tertentu.
3.   Mesin Milling Universal
Mesin milling ini mempunyai fungsi bermacam-macam sesuai dengan prinsipnya, seperti frais mukafrais spiralfrais datarpemotongan roda gigipengeboran,reamingboring, dan pembuatan celah.
·         Berdasarkan Fungsi Penggunaan
1. Plano Milling, merupakan mesin yang digunakan untuk memotong permukkan ( face cutting ) dengan benda kerja yang besar dan berat.
2.  Surface Milling, untuk produksi massal, kepala spindel dan cutterdinaikturunkan.
3.  Tread Milling, untuk pembuatan ulir.
4.  Gear Milling, untuk pembuatan roda gigi.
5.  Copy Milling, untuk pembuatan benda kerja yang mempunyai bentuk tidak beraturan. Merupakan mesin milling yang digunakan untuk mengerjakan bentukan yang rumit. Maka dibuat master / mal yang dipakai sebagai referensi untuk membuat bentukan yang sama.
Mesin ini dilengkapi 2 head mesin yang fungsinya sebagai berikut :
a. Head yang pertama berfungsi untuk mengikuti bentukan masternya.
b. Head yang kedua berfungsi memotong benda kerja sesuai bentukan masternya.
Antara head yang pertama dan kedua dihubungkan dengan menggunakan sistem hidrolik. Sitem referensi pada waktu proses pengerjaan adalah sebagai berikut :
a. Sistem menuju satu arah, yaitu tekanan guide pada head pertama ke arah master adalah 1 arah.
b. Sistem menuju 1 titik, yaitu tekanan guide tertuju pada satu titik dari master.
6.   Mesin Milling Hobbing
Merupakan mesin milling yang digunakan untuk membuat roda gigi / gear dan sejenisnya ( sprocket dll ). Alat potong yang digunakan juga spesifik, yaitu membentuk profil roda gigi ( Evolvente ) dengan ukuran yang presisi.
7.   Mesin milling gravier
Merupakan mesin yang digunakan untuk membuat gambar atau tulisan dengan ukuran yang dapat diatur sesuai keinginan dengan skala tertentu
8.   Mesin milling CNC
Merupakan mesin yang digunakan untuk mengerjakan benda kerja dengan bentukan – bentukan yang lebih komplek. Meruapakan penggangi mesin milling copy dan gravier. Semua control menggunakan sistem electronic yang komplek ( rumit ). Dibutuhkan operator yang ahli dalam menjalankan mesin ini. Harga mesin CNC ini sangat mahal.
E.     Gerakan Dalam Mesin Frais
Pekerjaan dengan mesin milling harus selalu mempunyai 3 gerakan kerja.
1. Gerakan Pemotongan
Sisi potong cutter yang dibuat berbentuk bulat dan berputar dengan pusat sumbu utama.
2. Gerakan Pemakanan
Benda kerja digerakkan sepanjang ukuran yang akan dipotong dan digerakkan mendatar searah gerakan yang dipunyai oleh alas.
3. Gerakan Penyetelan
Gerakan untuk mengatur posisi pemakanan, kedalaman pemakanan, dan pengembalian, untuk memungkinkan benda kerja masuk ke dalam sisi potongcutter, gerakan ini dapat juga disebut gerakan pengikatan
F.     Pengerjaan Pada Mesin Frais
1.       Pengefraisan Sisi, adalah pengefraisan dimana pisau sejajar dengan permukaan benda kerja. 
2.      Pegefraisan Muka, adalah pengefraisan dimana sumbu pisau tegak lurus dengan permukaan benda kerja.
G.    Metode pengefraisan
a. Climb Mill
Merupakan cara pengefraisan dimana putaran cutter searah dengan gerakan benda kerja. Gaya potong menarik benda kerja ke dalam cutter sehingga faktor kerusakan pahat akan lebih besar. Hanya mesin yang mempunyai alat pengukur keregangan diperbolehkan memakai metode pemotongan ini.
b. Conventional Milling
Merupakan pengefraisan dimana putaran cutter berlawanan arah dengan gerakan benda kerja, pemotongan ini dimulai dengan beram yang tipis dan metode ini digunakan untuk semua jenis mesin frais.
H.    Parameter-Parameter Yang Di Perhatikan Dalam Pekerjaan Pengefraisan
1)     Memilih alat Bantu yang digunakan.
Pada mesin frais banyak sekali terdapat peralatan Bantu yang digunakan untuk membuat benda kerja. Antara lain :
a)     Mesin Vertical
1.      Ragum (Catok)
Benda kerja yang akan dikerjakan dengan mesin frais harus dijepit dengan kuat agar posisinya tidak berubah waktu difrais. Berdasarkan gerakannya ragum dibagi menjadi 3 jenis yaitu :
·         Ragum biasa
Ragum ini digunakan untuk menjepit benda kerja yang bentuknya sederhana dan biasanya hanya digunakan untuk mengefrais bidang datar saja.
·         Ragum berputar
Ragum ini digunakan untuk menjepit benda kerja yang harus membentuk sudut terhadap spindle. Bentuk ragum ini sama dengan ragum biasa tetapi pada bagaian bawahnya terdapat alas yang dapat diputar 360˚
·         Ragum universal
Ragum ini mempunyai dua sumbu perputaran, sehingga dapat diatur letaknya secara datar dan tegak.



2.   Kepala Pembagi (Dividing Head)
Kepala pembagi (dividing head) adalah peralatan mesin frais yang digunakan untuk membentuk segisegi yang beraturan pada poros yang panjang. Pada peralatan ini biasanya dilengkapi dengan plat pembagi yang berfungsi untuk membantu pembagian yang tidak dapat dilakukan dengan pembagian langsung.
3.   Kepala Lepas
Alat ini digunakan untuk menyangga benda kerja yang dikerjakan dengan dividing head. Sehingga waktu disayat benda kerja tidak terangkat atau tertekan ke bawah.
4.   Rotary Table.
Rotary table digunakan untuk membagi segi-segi beraturan misalnya kepala baut. Disamping itu juga dapat digunakan untuk membagi jarak-jarak lubang yang berpusat pada satu titik misalnya membagi lubang baut pengikat pada flendes.
5.   Adaptor
Bagian ini adalah tempat dudukan (pengikatan) cutter sebelum dimasukkan ke sarung tirus pada sumbu utama.
b)     Mesin Horizontal
1.   Kepala pembagi
Pada mesin frais horizontal. Kepala pembagi dapat digunakan untuk membuat benda kerja segi-segi beraturan, roda gigi, ulir cacing.
2.   Kepala lepas
Kepala lepas digunakan untuk menyokong benda kerja yang panjang dan diproses dengan dividing head. Hal ini dimaksudkan agar benda kerja tidak tidak tertarik atau tertekan waktu disayat (difrais).
3.      Ragum
Ragum pada mesin frais horizontal dan vertical bentuk dan fungsinya sama catok (ragum) yang digunakan untuk mencekam benda kerja yang akan disayat datar.
(untuk lebih jelasnya mengenai macam-macam ragum.
4.   Arbor beserta cincin dan dudukan penyangga
Cutter pada mesin frais horizontal dipasang pada arbor yang posisinya diatur dengan pemasangan cincin.
2)     Menentukan Parameter-Parameter Pemotongan.
Parameter-parameter yang mempengaruhi pemotongan antara lain:
a)     Bahan yang disayat.
Dengan mengetahui bahan yang akan disayat maka kita akan dapat menentukan kecepatan potong. Kecepatan potong dari suatu bahan tidak dapat dihitung secara matematis melainkan hanya dapat diketahui dengan melihat pada tabel dari buku referensi bahan tersebut. Berikut ini adalah table kecepatan potong beberapa material.
Table 1 Kecepatan potong bahan teknik
no
Bahan
Benda kerja Vc (m/menit)
1
Kuningan, Perunggu keras
30 – 45
2
Besi tuang
14 – 21
3
Baja >70
10 – 14
4
Baja 50-70
14 – 21
5
Baja 34-50
20 – 30
6
Tembaga, Perunggu lunak
40 – 70
7
Allumunium murni
300 – 500
8
plastik
40 - 60

b)     Bahan cutter
Bahan cutter sangat berpengaruh terhadap kemampuan cutter dalam menyayat benda kerja. Cutter mesin frais dibuat dari berbagai jenis bahan antara lain :
1.   Unalloyed tool steel
Adalah baja perkakas bukan paduan dengan kadar karbon 0,5 – 1,5% kekerasannya akan hilang jika suhu kerja mencapai 2500 C, oleh karena itu material ini tidak cocok untuk kecepatan potong tinggi.
2.   Alloy tool steel
Adalah baja perkakas paduan yang mengandung karbon kromium, vanadium dan molybdenum. Baja ini terdiri dari baja paduan tinggi dan paduan rendah. HSS (High Speed Steel) adalah baja paduan tinggi yang tahan terhadap keausan sampai suhu 6000C.
3.   Cemented Carbide
Susunan bahan ini terdiri dari tungsten atau molybdenum, cobalt serta carbon. Cemented Carbide biasanya dibuat dalam bentuk tip yang pemasangannya dibaut pada holdernya (pemegang cutter). Pada suhu 9000C bahan ini masih mampu memotong dengan baik, cemented carbide sangat cocok untuk proses pengefraisan dengan kecepatan tinggi. Dengan demikian waktu pemotongan dapat dipersingkat dan putaran yang tinggi dapat menghasilkan kualitas permukaan yang halus.
4.   Mata potong pisau frais (geometri pisau).
Salah satu faktor yang menentukan baik buruknya kualitas hasil pengerjaan proses frais adalah pengerindaan permukaan atau bidang-bidang utama dari cutter frais. Untuk pekerjaan-pekerjaan khusus, cutter yang digunakan juga harus dipersiapkan secara khusus pula. Permukaan cutter yang harus diperhatikan pada waktu menggerinda adalah sudut tatal, sudut bebas sisi, sudut bebas depan, sudut bebas mata potong, dan sudut bebas belakang.
5.   Putaran sumbu utama.
Untuk mengetahui kecepatan putar spindle utama, maka kita harus mengetahui kecepatan potong dari benda yang akan disayat. Untuk ngetahui kecepatan putar spindle utama, dapat dihitung secara matematis dengan rumus :
n = Vc . 1000/3,14.d (putaran/menit)
keterangan :
n = Putaran sumbu utama (RPM)
Vc = kecepatan potong (m/menit)
D = Diameter Cutter (mm)
= konstanta (3,14)
3)     Menentukan Cutter
Cutter pada mesin milling mempunyai bentuk silindris, berputar pada sumbunya dan dilengkapi dengan gigi melingkar yang seragam.
Keuntungan cutter dibanding dengan pahat bubut dan pahat ketam adalah setiap sisi potong dari pisau frais mengenai benda kerja hanya dalam waktu yang pendek pada proses pemotongan selama 1 putaran pisau frais dan pendinginannya pada waktu sisi potong mengenai benda kerja, maka hasilnyacutter frais akan lebih tahan lama. Cutter biasanya terbuat dari HSS maupunCarbide Tripped. Gigi cutter ada yang lurus maupun ada yang mempunyai sudut, untuk yang bersudut (helix angle) dapat mengarah ke kanan dan ke kiri.
Cutter mesin frais baik horisontal maupun vertical banyak sekali jenisnya antara lain :
a)    Cutter mantel
 Cutter jenis ini dipakai untuk mesin frais horizontal.
b)    Cutter alur
 Digunakan untuk membuat alur-alur pada batang atau permukaan benda lainnya
c)    Cutter modul
 Cutter ini dalam satu set terdapat 8 buah. Cutter ini dipakai untuk membuat roda-roda gigi.
d)   Cutter radius cekung
Cutter ini dipakai untuk membuat benda kerja yang bentuknya memiliki radius dalam (cekung)
e)   Cutter radius cembung
Cutter ini dipakai untuk membuat benda kerja yang bentuknya memiliki radius dalam (cekung)
f)   Cutter alur T.
Alat ini hanya digunakan untuk untuk membuat alur berbentuk “T” seperti halnya pada meja mesin frais.
g)   Cutter ekor burung
Cutter ini dipakai untuk membuat alur ekor burung. Cutter ini sudut kemiringannya terletak pada sudut-sudut istimewa yaitu : 300, 450 ,600
h)   Cutter endmill
Ukuran cutter ini sangat bervariasi mulai ukuran kecil sampai ukuran besar. Cutter ini biasanya dipakai untuk membuat alur pasak dan ini hanya dapat dipasang pada mesin frais vertical.
i)    Cutter heavy duty endmill
Cutter ini mempunyai satu ciri khas yang berbeda dengan cutter yang lain. Pada sisinya berbentuk alur helik yang dapat digunakan untuk menyayat benda kerja dari sisi potong cutter, Sehingga cutter ini mampu melakukan penyayatan yang cukup besar
4)   Pemasangan alat Bantu.
a) Ragum
1.   Berikut ini adalah langkah-langkah dalam memasang ragum. Antara lain :
Periksalah ragum dalam kondisi baik dan bersih.
2.   Usahakan pemasangan ragum berada ditengahtengah benda kerja, hal ini bertujuan untuk mendapatkan keleluasaan kerja.
3.   Luruskan lubang baut pengikat agar bertepatan dengan alur meja mesin.
4.  Kerasi baut-baut pengikat. Sebelum baut-baut terikat dengan kuat, pastikan bahwa bibir ragum benar-benar tegak lurus atau sejajar dengan pergerakan meja. Untuk mengecek kesejajaran ragum tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan dial indikator dengan langkah-langkah sebagai berikut :
a.   Ikatlah ragum dengan salah satu baut pengunci dan ingat pengikatanya jangan terlalu keras (sebelum kedudukan baut benar-benar tegak lurus, jangan kerasi baut-baut pengikatnya.
b.   Pasang pararel pada ragum, kemudian pasang blok bagnet pada badan mesin.
c.   Kenakan sisi penggerak jarum pada sisi pararel.
d.  Gerakan meja mesin sejalan dengan sisi pararel yang dipasang pada ragum.
e.   Pukulah ragum dengan palu lunak sedikit demi sedikit apabila jarum pada dial indikator bergerak. gerakkan meja mesin berulang kali dan bila dari ujung ke ujung jarum sudah tidak bergerak,baru baut-baut pengikat ragum dikerasi semua, tapi ingat dalam mengerasi ragum jangan sampai merubah posisi dari ragum tersebut.
b) Dividing Head
Pemasangan dividing head harus sejajar dengan meja mesin karena kalau tidak benda kerja yang dihasilkan akan miring. Oleh karena itu pada waktu memasang jarak tepi dividing head harus sama bila diukur dari tepi meja. Untuk lebih tepatnya dalam mancari kesejajaran dividing head terhadap merja mesin dapat digunakan prosedur pengukuran seperti dibawah ini :
  1. Pastikan mandrill dan lubang spindle dalam keadaan bersih kemudian masukkan mandril dan dalam lubang spindle. 
  2. Lepaskan hubungan gigi spindle dengan sumbu cacing.
  3. Stell jam penunjuk diatas meja mesin, sambil spindle diputar dan teliti jam penunjuknya. Jika jarum bergerak beranti belum sentris
  4. Geser jam penunjuk mendekati spindle dan perhatikan angka yang ditunjukkan oleh jarumnya, kemudian jam penunjuk digeser lagi ke arah mandrel sambil diputar spindlenya
  5. Kerjakan langkah ini secara berulang-ulang samapai angka jam menunjukkan angka yang tetap untuk keduan ujungnya. setelah jam penunjuk tidak bergerak sama sekali waktu digeser maka setting kedataran telah selesaia dan kerasi semua baut-baut pengikatanya.

Contoh soal:
1. Jika kita akan membuat roda gigi dengan jumlah gigi 31, berapakah putaran engkol pembagi pada dividing head?
2.  Sebutkan peralatan-peralatan yang digunakan pada waktu membuat roda gigi?
Jawaban :
1. Rumus : Nc = i / z
Nc = 40/31 = 1 9/31
jadi putaran engkolnya adalah :
satu putaran tambah 9 lubang pada sector 31
2. Peralatan yang digunakan antara lain :
a)   Dividing head dan perlengkapanya
b)   Kepala lepas
c)   Arbor, cincin dan dudukan penyangga.
d)  Cutter modul
e)   Kunci inggris dan kunci pass 19.
f)   Dial indicator.
g)  Jangka sorong dll.






BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Mesin bubut adalah sebuah mesin yang mencangkup segala mesin perkakas yang memproduksi bentuk silindris dan digunakan untuk menghasilkan benda-benda putar, membuat ulir, pengeboran, dan meratakan permukaan benda putar. Prinsip mekanisme gerakan pada mesin ini adalah merubah energi listrik menjadi gerakan putar pada motor listrik kemudian ditransmisikan ke mekanisme gerak mesin bubut.
Dalam pengoperasian mesin frais ataumilling kita dapat membuat beberapa benda sesuai dengan keinginan kita karena pada meja mesin frais dapat diatur sesuai dengan keinginan atau kebutuhan dalam membuat sebuah benda.
B.     Saran
1.   Perlu ditingkatkan efisiensi dan efektifitas kerja sehingga diharapkan dapat berpengaruh dalam menyelesaikan tugas secara maksimal.
2.   Seharusnya guru pembimbing sekolah dapat memperhatikan dan memantau siswa yang melakukan kegiatan prakerin dengan mengunjungi atau survei secara langsung ke tempat siswa melakukan kegiatan.
3.   Diperlukan kerja sama antara pihak sekolah dengan pihak perusahaan dalam mengadakan kegiatan prakerin agar siswa tidak merasa terbebani dalam mencari tempat prakerin.

C.      
LAMPIRAN
sumberhttp://anisamba.blogspot.com/2013/05/contoh-prakerin-smk-teknik-pemesinan.html

1 komentar:

  1. Mantap sayangnya penjelasannya terlalu banyak sebernarnya cukup hal hal yang penting saja

    BalasHapus