Senin, 29 September 2014

Laporan Perjalanan Wisata Ke Bunaken

Laporan Perjalanan Wisata Ke Bunaken

BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 




B. Asal Usul dan Sejarah Bunaken

Bunaken menjadi tersohor karena taman lautnya. Ditemukan tahun 1975. Alamnya yang tenang dan damai memberi nuansa lain dari siklus hidup rutin di tengah kota yang bising. Seakan-akan ada semacam tarikan yang tak terucapkan bagi mereka yang pernah menyaksikan bahwa hidup kembali ke alam demikian indahnya.
Kini, Bunaken tidak hanya menjadi milik penduduk pulau Bunaken yang mendiaminya, tapi telah menjadi aset nasional di bidang pariwisata dan telah menjadi milik semua orang yang mencintai kelestariannya.
Penduduk pertama kali yang mendiami pulau Bunaken berasal dari migrasi kerajaan Bowontehu di Manado Tua yang didirikan tahun 1400, yang wilayahnya meliputi pesisir utara semenanjung Minahasa, pulau Bunaken, Siladen, Mantehage, Naen, Talise, Gangga dan pulau Bangka.
Sekitar tahun 1850, penduduk di Tanjung Parigi berpindah ke arah tenggara, di tepi pantai yang berhadapan dengan kota Manado, lalu mereka mendirikan negeri baru dengan nama “Wunakeng”, yang disingkat dari kata “Kinawunakeng” yang artinya tempat tinggal.
Dalam perkembangan selanjutnya, kata “Wunakeng” diubah menjadi Bunaken, yang disingkat dari kata “Pamunakeng” yang artinya tempat mendarat. Maksudnya orang-orang dari kerajaaan Bowontehu di Manado Tua mendarat dengan perahu di pulau yang sekarang ini disebut Bunaken.
Taman Nasional Laut Bunaken pertama kali ditemukan oleh kelompok penyelam yang melakukan ekspedisi penyelaman di Bunaken pada tahun 1975. Saat melakukan penyelaman, mereka diperingatkan oleh nelayan setempat bahwa di lautan yang diselami tersebut terdapat roh-roh jahat. Namun, para penyelam yang datang dari kota Manado tersebut tidak gentar.
Menurut penduduk setempat, roh-roh nelayan yang hilang dan mati di ujung gugusan karang di lokasi yang diselami sangat berbahaya. Sekelompok nelayan yang melarang mengamati para penyelam dengan perasaan kagum bercampur rasa takut ketika para penyelam mengenakan masker dan peralatan selam lainnya, lalu mereka masuk ke dalam air laut yang bening menuju ke dasar yang gelap dan menghilang di tepi jurang menuju ke dalaman laut yang misterius.
Para nelayan tradisional bersama masyarakat setempat memperhatikan gelembung-gelembung oksigen yang muncul dari kedalaman laut. Mereka berasumsi bahwa para penyelam tidak akan kembali dengan selamat. Beberapa saat kemudian rasa takut mereka berubah menjadi rasa kagum ketika melihat para penyelam muncul tanpa terluka, gembira dan tersenyum; lalu mereka berkerumun di dekat penyelam dan menanyai tentang hal-hal yang menakjubkan.
Para penyelam tidak melihat roh-roh sebagaimana yang diinformasikan nelayan, tetapi melihat makhluk laut yang mengagumkan, yang tidak pernah dilihat oleh para nelayan. Para penyelam menemukan ikan langka dan tumbuhan laut di dinding karang masih murni, sangat fantastis dengan hewan-hewan laut di dalam imajinasi mereka.
Menurut para ahli, kedalaman laut Bunaken sekitar 4.000 kaki yang dihuni lebih dari 2.000 spesies ikan dan terdapat sekitar 500 jenis gugusan karang yang tak pernah ditemukan sebelumnya, semuanya merupakan suatu jumlah yang lebih dari cukup bagi para penyelam menyaksikan keindahannya.
Ikan berwarna perak, biru, merah dan jenis ikan lainnya jumlahnya lebih dari cukup dan sangat menarik bagi yang biasa melihat ikan di akuarium. Siapa pun yang pernah atau ingin menyelam di Bunaken akan merasa betah menyaksikan ikan-ikan tersebut dari ukuran kecil sampai besar saling memberi makan di sepanjang tebing karang yang dramatis.
Setiap orang yang pernah ke Bunaken dan menyelam ke taman lautnya pasti akan berkata bahwa Taman Nasional Laut Bunaken merupakan “kerajaan bawah laut” yang fantastis, dipenuhi makhluk-makhluk laut yang mengherankan.   
Keindahan alam bawah laut Bunaken dan sekitarnya melebihi keindahan dasar laut kepulauan Antilen Great Barrier Reef Australia dan Kanada Timur. Hal ini dibenarkan oleh penemu Taman Nasional Laut Bunaken tahun 1975 sekaligus pemilik Nusantara Diving Centre (NDC), Locky Tjipta Herlambang. “Saya pernah menyelam di beberapa taman selam di Eropa dan hampir semua taman laut di dalam negeri, namun sampai sekarang keindahan bawah laut Bunaken masih sulit dicari duanya,” ujarnya bangga. Hal senada diungkapkan oleh kepala Departemen Zoologi Museum Bernice Bishop Honolulu, Jack Randal, Ph.D. Pada tahun 1975 dan 1977, Randal sambil menyelam melakukan penelitian di Bunaken. “Saya sudah 38 tahun menghabiskan hidup saya menyelam dan menekuni perikanan daerah tropis di seluruh dunia. Sesungguhnya saya belum pernah masuk daerah terumbuh karang yang lebih spektakuler daripada di taman laut Bunaken,” kesan Randal yang ditulisnya dalam buku tamu NDC.  
Kehidupan bawah laut Bunaken telah lama melewati tantangan waktu dan perubahan-perubahan, sehingga melahirkan bentukan-bentukan tertentu; beberapa di antaranya berwarna; itulah yang menyebabkan jumlah penyelam di Taman Nasional Laut Bunaken terus meningkat, dan sekarang telah dikenal sebagai salah satu lokasi penyelaman penting di Indonesia bahkan dunia.
Taman Nasional Laut Bunaken memang masih baru meski apa yang ada di bawah lautnya sudah terbentuk ratusan tahun yang silam. Alam bawah lautnya menyimpan berbagai jenis terumbu karang dan ikan yang konon tak terdapat di bagian lain dunia.
Kalau ke Bunaken, miskin kesan jika menyaksikan keindahannya hanya dari katamaran dan miskin cerita tentang keindahan taman lautnya yang mempesona itu. Siapa pun ke Bunaken akan puas jika menyelam dan menyaksikan dinding karang tebal yang memiliki birai-birai dan bermacam-macam bunga karang yang tak terhitung jumlahnya. Celah karang yang retak dan berlapis-lapis merupakan tempat perlindungan yang aman bagi penyelam jika secara tiba-tiba arus menguat. 
BAB II : PEMBAHASAN

A. Panitiia Perjalanan

B. Pemberangkatan

C. Transportasi Ke Bunaken
Untuk menuju Bunaken lewat jalur umum atau kendaran umum, maka kita bisa menggunakan perahu kecil yang biasa dioperasikan di Pelabuhan Kota Manado. Terdapat beberapa model perahu yang bisa kita gunakan di sini.
Speed boat biasa, harga sewanya sekitar Rp 500-700 ribu per perahu. Speed boat ini akan mengantarkan kita menuju terminal Taman Laut Bunaken. Karena speed boat ini tidak punya kotak kaca untuk melihat taman laut, di terminal Taman Laut Bunaken kita mesti pindah kapal yang ada kacanya. Pindah kapal ini harganya sekitar Rp 100 ribu per orang. Lebih baik rame-rame naik kapal ini, agar ongkos sewanya bisa ditanggung bersama. Kalaupun sendiri atau berdua, menunggu orang lain yang akan menyewa juga bisa.

Jenis kapal kedua adalah kapal yang mempunyai kotak kaca. Kotak kaca ini dipergunakan untuk melihat taman laut dengan segala biota di dalamnya. Karena taman laut ini relatif tidak terlalu dalam karangnya, maka dengan kaca di tengah kapal akan memudahkan orang untuk melihat. Kapal jenis ini harganya sekitar Rp 750 ribu hingga Rp 850 ribu, tergantung kemampuan kita menawar. Jenis kapal ini memuat maksimal hingga 12 orang. Seperti speed boat di atas, akan lebih murah untuk menyewa kapal ini secara berkelompok, ataupun menunggu orang yang sama-sama ingin ke Bunaken.
Yang lebih murah adalah jenis kapal Taksi. Kapal ini merupakan kapal penumpang yang merupakan alat transportasi penduduk di pulau Bunaken menuju Kota Manado. Biaya penyeberangan ini murah, cuma Rp. 10.000 per orang. Namun setidaknya ada 2 masalah jika menumpang kapal Taksi ini.
Pertama, adalah waktu keberangkatan. Kapal ini berangkat dari Bunaken menuju Kota Manado pagi hari sekitar jam 09.00. Waktu tempuh kapal ini sekitar 1 jam perjalanan. Nah, masalahnya perjalanan dari Manado hanya 1 kali sehari, yaitu sekitar jam 14.00 siang. Akibatnya, sampai di Bunaken sekitar jam 15.00.
Sebenarnya masih bisa dilanjutkan dengan melihat Taman Laut Bunaken dengan menyewa lagi kapal yang ada lantai kacanya. Tetapi karena sudah sore, maka tidak ada lagi kapal yang balik menuju Kota Manado. Karena tidak ada kapal taksi ini yang kembali ke Manado, maka mesti nginep di Bunaken, atau jika ingin kembali ke Manado, mesti carter kapal sendiri yang harganya sekitar Rp 300 ribu. Saya menyarankan kalau menggunakan cara ini, dilanjutkan bermalam saja di pulau Bunaken.
Masalah kedua adalah terminal pemberhentian kapal taksi ini. Karena kapal ini sebenarnya diperuntukkan untuk kapal penyeberangan bagi penduduk, maka kapal ini tidak berhenti di Taman Laut Bunakan, tetapi berhenti di sisi lain pulau, yang jaraknya sekitar 3 km. Tetapi hal itu sebenarnya ngga jadi masalah besar, karena ada ojek yang siap mengantar ke Taman Laut. Kecuali Anda bawa barang yang banyak, baru akan menjadi masalah. Ongkos ojek ke Taman Laut Bunaken ini sekitar Rp 10.000

D. AKOMODASI 

Ada dua pilihan untuk menginap jika ingin ke Bunaken. Pertama adalah menginap di Kota Manado. Kota Manado adalah kota yang menyebut dirinya waterfront city, kota pantai. Garis pantainya memanjang di sepanjang Teluk Manado. Kita bisa memilih banyak sekali hotel dengan berbagai kelas, mulai dari hotel melati seharga Rp 100.000 hingga hotel berbintang 5 yang harganya hingga jutaan rupiah semalam. Jika menginap di Kota Manado, untuk menuju Bunaken tinggal naik angkot ataupun taksi menuju Pelabuhan Kota Manado, diteruskan dengan kapal ke Bunaken.
Menginap di Kota Manado adalah menginap di suasana kota di pinggiran pantai. Pantai Boulevard Manado mirip dengan Pantai Losari di Makassar, di mana peruntukkannya lebih banyak bukan untuk mandi-mandi di laut, tetapi tempat santai dan nongkrong, terutama anak-anak muda. Untuk mandi dan menikmati laut, menginap dekat Pantai Malalayang adalah pilihan terbaik.
Pilihan kedua adalah menginap di Pulau Bunaken. Sebagai sebuah pulau yang dikelilingi laut, Pulau Bunaken mempunyai garis pantai yang panjang. Dengan garis pantai yang panjang inilah, di sepanjang pantai tumbuh industri penginapan dan perhotelan, yang biasanya berbentuk cottage atau rumah-rumah tinggal. Sewa cottage bervariasi, tetapi biasanya dihitung per orang. Semakin dekat letak cottage dengan taman laut, maka semakin mahal harga sewa per orangnya.
Rata-rata harga sewa per cottage di sini adalah Rp 150.000 hingga Rp 350.000 per orang per malam. Ini sudah termasuk makan 3 kali sehari. Menu makanannya lebih banyak berupa sea food, terutama ikan bakar.
Jangan membayangkan ada keramaian jika menginap di Bunaken. Cottage di sini betul-betul tempat istirahat. Tidak ada TV dan telepon. Yang menemani malam-malam adalah suasana jangkrik di kebun sekitar cottage diiringi deburan ombak laut. Damai dan menenangkan.
Cottage di sini cocoknya untuk suami istri yang sedang berbulan madu, atau orang-orang yang menginginkan ketenangan dan kedamaian. Cottage ini memang tempat istirahat yang jauh dari keramaian. Jika membawa anak-anak, kelihatannya lebih cocok untuk menginap di Kota Manado, karena hampir pasti mereka akan langsung bosan hanya melihat laut dan kebun di malam hari.

E. Kegiatan Di Bunaken

F Catatan dan Kenangan Di Bunaken

BAB III Penutup

2 komentar: