Sabtu, 22 Februari 2014

KIR Manfaat Daun Pegagan

RINGKASAN
     Pegagan atau nama lainnya: antanan, panegowang, rendeng, caling rambut, antenan gede, kos tekosan, pegaga, kori-kori bisa tumbuh hingga ketinggian 2.500 m diatas permukaan laut. Jenisnya tumbuhan tanpa batang, dengan rimpang pendek dan stolon-stolon yang merayap dengan panjang 10-80 cm. Akarnya keluar dari setiap bonggol, dengan cabang yang akan membentuk tumbuhan baru. Helai daun bersifat tunggal (satu), panjang tangkai sekitar 5-15 cm dengan bentuk ginjal manusia. Berbagai penelitian mengenai khasiat pegagan telah banyak dilakukan. Manfaat yang berhubungan dengan fungsi saraf dan otak telah dibuktikan lewat berbagai penelitian.
Pegagan merupakan tanaman herba tahunan yang tumbuh menjalar danberbunga sepanjang tahun. Pegagan mengandung asiaticoside, thankuniside, isothankuniside, madecassoside, brahmoisde, brahminoside, brahmic acid, madasitic acid, hydrocotyline, mesoinositol, centellose, caretenoids, garam mineral ( seperti garam kalium, natrium, magnesium, kalsium, besi), zat pahit vellarine dan zat samak. Melihat kandungan gizinya yang cukup tinggi, persebarannya yang luas serta jumlahnya yang cukup banyak sepanjang tahun, daun pegagan  diolah sebagai makanan alternatif. Sehingga rumusan masalah dalam penelitian ini adalahBagaimana pemanfaatan dan pengolahan daun pegagan menjadi suatu produk makanan ringan sebagai salah satu usaha menciptakan makanan alternatif yang bernilai gizi tinggi.
     Penelitian ini dilakukan pada tanggal 10 September 2011 di ruang Lifeskill SMA N 2 Purbalingga.  Dengan tahap _ tahap sebagai berikut : tahap persiapan        (meliputi pengajuan judul, pembuatan proposal   penelitian), tahap pelaksanaan (studi pustaka, pembuatan dan penyusunan instrument penelitian, pelaksanaan penelitian), tahap penyelesaian (analisis data dan penyusunan laporan).

BAB 1
     PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang Masalah
Pegagan merupakan tanaman herba tahunan yang tumbuh menjalar danberbunga sepanjang tahun. Tanaman akan tumbuh subur bila tanah dan lingkungannya sesuai hingga dijadikan penutup tanah. Pegagan hijau sering banyak dijumpau di daerah pesawahan dan disela-sela rumput. Tempat yang disukai oleh pegagan hijau yaitu tempat agak lembab dan terbuka atau agak ternaungi.
Dari berbagai penelitian in vitro terhadap pegagan menemukan kemampuannya menghancurkan berbagai bakteri penyebab infeksi, seperti Staphylococcus aureus, Escherechia coli, Pseudomonas aeruginosa, Salmonella typhi, dan sejenisnya. Sementara dalam bentuk infus atau ekstrak etanol, tumbuhan ini dipercaya dapat menghambat pertumbuhan bakteri.
Pegagan mengandung asiaticoside, thankuniside, isothankuniside, madecassoside, brahmoisde, brahminoside, brahmic acid, madasitic acid, hydrocotyline, mesoinositol, centellose, caretenoids, garam mineral ( seperti garam kalium, natrium, magnesium, kalsium, besi), zat pahit vellarine dan zat samak.Melihat kandungan gizinya yang cukup tinggi, persebarannya yang luas serta jumlahnya yang cukup banyak sepanjang tahun, daun pegagan  diolah sebagai makanan alternatif. Kebanyakan pegagan dikonsumsi segar untuk lalapan, tetapi ada yang dikeringkan untuk dijadikan teh, diambil ekstraknya untuk dibuat kapsul atau diolah menjadi krem, salep, obat jerawat, maupun body lotion. Sampai saat ini pemanfaatan daun pegagan sebagai makanan alternative masih sangat terbatas sehingga perlu diteliti kemungkinan pemanfaatan lainnya.

B.  Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai beikut :
     Bagaimana pemanfaatan dan pengolahan daun pegagan menjadi suatu produk makanan ringan sebagai salah satu usaha menciptakan makanan alternatif yang bernilai gizi tinggi.
C.  Tujuan
Berdasarkan latar belakang di atas  maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pemanfaatan dan pengolahan daun pegagan menjadi suatu produk makanan ringan sebagai salah satu usaha menciptakan makanan alternatif yang bernilai gizi tinggi
D. Manfaat
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada masyarakat bagaimana cara pemanfaatan dan pengolahan daun pegagan menjadi suatu produk makanan ringan, sehingga masyarakat mengenal lebih banyak produk makanan alternatif yang bergizi.
E.  Hipotesis
     Daun pegagan dapat dimanfaatkan dan diolah menjadi suatu produk makanan ringan sebagai salah satu usaha menciptakan makanan alternatif yang bernilai gizi tinggi.




BAB 2
TELAAH PUSTAKA
  1.  Ciri – Ciri Umum Pegagan
           Pegagan atau Centella asiatica bisa tumbuh hingga ketinggian 2.500 m diatas permukaan laut. Jenisnya tumbuhan tanpa batang, dengan rimpang pendek dan stolon-stolon yang merayap dengan panjang 10-80 cm. Akarnya keluar dari setiap bonggol, dengan cabang yang akan membentuk tumbuhan baru. Helai daun bersifat tunggal (satu), panjang tangkai sekitar 5-15 cm dengan bentuk ginjal manusia. (Abu           Usamah. 2009).
Taksonomi Pegagan adalah sebagai berikut :
Kerajaan                          :  Plantae
Divisio                             :  Spermatophyta
Kelas                                :  Dicotyledone
Ordo                                :  Umbillales
Familia                             :  Umbilliferae    (Apiaceae)
Genus                              :  Centella
Species                             :  C.  asiatica  &  Hydrocotyleasiatica
Nama Binominal              :  Centella asiatica  (Bobcat. 2008)
Pegagan terdapat di seluruh Indonesia, berasal dari Asia tropik. Menyukai tanah yang agak lembab dan cukup mendapat sinar matahari atau teduh, seperti di padang rumput, pinggir selokan, sawah, dan sebagainya. Kadang-kadang di tanam sebagai penutup tanah di perkebunan atau sebagai tanaman sayuran (sebagai lalab), terdapat sampai ketinggian 2.500 m di atas permukaan laut.
Pegagan merupakan terna menahun tanpa batang, tetapi dengan rimpang pendek dan stolon-stolon yang merayap dengan panjang 10 cm – 80 cm, akar keluar dari setiap bonggol, banyak bercabang yang membentuk tumbuhan baru. Helai daun tunggal, bertangkai panjang sekitar 5 cm – 15 cm berbentuk ginjal. Tepinya bergerigi atau beringgit, dengan penampang 1 cm – 7 cm tersusun dalam roset yang terdiri atas 2 – 10 helai daun, kadang-kadang agak berambut. Bunga berwarna putih atau merah muda, tersusun dalam karangan berupa payung, tunggal atau 3-5 bersama-sama keluar dari ketiak daun.
Tangkai bunga 5 mm – 50 mm. Buah kecil bergantung yang bentuknya lonjong/pipih panjang 2 – 2,5 mm, baunya wangi dan rasanya pahit. 1. Syarat Tumbuh a. Iklim Ketinggian tempat : 1 m – 2.500 m di atas permukaan laut Curah hujan tahunan : 1.500 mm – 2.500 mm/tahun Bulan basah (di atas 100 mm/bulan) : 9 bulan Bulan kering (di bawah 60 mm/bulan): 3 bulan – 4 bulan Suhu udara : 20′ C – 25′ C Kelembapan : tinggi Penyinaran : sedang b. Tanah Tekstur : pasir sampai liat Drainase : sedang – baik Kedalaman air tanah : 25 cm – 50 cm dari permukaan tanah Kedalaman perakaran : 5 cm – 25 cm dari permukaan tanah Kemasaman (pH) : 5 – 7 Kesuburan : sedang 2.
Pedoman Bertanam a. Pegolahan Tanah Tanaman kaki kuda umumnya dikenal sebagai tumbuhan liar. Meskipun demikian tanaman ini dapat diperbanyak melalui stek batang. Buat lubang tanam berukuran 25 cm x 25 cm x 25 cm Stek bibit ditanam pada lubang tersebut dengan dengan jarak tanam 1 m x 1 m. Batangnya tumbuh merayap,menghasilkan cabang-cabang yang membentuk rumpun yang menutupi tanah. Di daerah Jawa Barat, tanaman kaki kuda kadang-kadang ditanam sebagai penutup tanah di perkebunan teh (Nurudin Jauhari. 2011).
  1.  Manfaat Pegagan
Dari berbagai penelitian in vitro terhadap pegagan menemukan kemampuannya menghancurkan berbagai bakteri penyebab infeksi, seperti Staphylococcus aureus, Escherechia coli, Pseudomonas aeruginosa, Salmonella typhi, dan sejenisnya. Sementara dalam bentuk infus atau ekstrak etanol, tumbuhan ini dipercaya dapat menghambat pertumbuhan bakteri. (Solagracia. 2008)
            Berikut ini merupakan unsur – unsur yang terkandung dalam tanama pegagan :
1.      Asiatosida berfungsi memperbaiki sel-sel kulit, stimulasi pertumbuhan kuku, rambut, dan jaringan ikat.
2.      Glikosida Saponin. Dengan pemakaian dosis tinggi mampu menghasilkan efek pereda nyeri.
3.      Saponin bermanfaat untuk mempengaruhi kolagen, misalnya dalam menghambat produksi jaringan bekas luka yang berlebihan.
4.      Triterpenoid mempunyai aktivitas penyembuhan luka yang luar biasa.
5.      Senyawaan Glikosida Triterpenoida yang disebut asiaticoside dan senyawaan sejenis, mempunyai manfaat sebagai anti lepra (Morbus Hansen).
6.      Beberapa bahan aktif lainnya akan meningkatkan fungsi mental melalui efek penenang, antistres, dan anticemas. (http://www.pegagan.org/)


BAB 3
METODE PENULISAN
  1. Cara Pengumpulan Data
Data dikumpulkan dari sumber-sumber bacaan berupa jurnal, majalah, buku, artikel ilmiah di internet dan sumber-sumber lain yang relevan dengan topik yang di bahas.
  1. Cara Pengolahan Data
           Data, fakta atau informasi kualitatif dianalisis dengan analisis deskriptif dalam bentuk teks.
  1. Analisis dan Sintesis
            Analisis dilakukan dengan cara membandingkan intisari – intisari sumber bacaan sebagai hasil pengolahan dan penafsiran data, fakta atau informasi.
  1. Penarikan Simpulan
           Simpulan dibuat dengan menggunakan pola pikir induktif, yaitu menarik simpulan dari proposisi – proposisi yang khusus yang kemudian di generalisasikan.
  1. Perumusan Saran
           Perumusan saran dan rekomendasi dibuat berdasarkan hasil simpulan.


BAB 4
ISI
A.        Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada bulan September 2010 di ruang lifeskill SMA Negeri 2 Purbalingga dengan tahap sebagai berikut :
1.    Tahap persiapan         :  meliputi pengajuan judul, pembuatan proposal   penelitian.
2.    Tahap pelaksanaan    : studi pustaka, pembuatan dan penyusunan instrument penelitian, pelaksanaan penelitian.
3.   Tahap penyelesaian    :  analisis data dan penyusunan laporan.
B.     Alat dan Bahan
Alat :
  1. Penghalus bumbu
  2. Wajan
  3. Kompor
  4. Baskom
  5. Spatula
  6. Sendok
  7. Saringan
Bahan :
  1. Daun pegagan
  2. Air
  3. Tepung beras
  4. Tepung kanji
  5. Bawang putih
  6. Ketumbar
  7. Garam
  8. Minyak sayur
C.    Cara Pembuatan
  1. Pengumpulan daun pegagan
  2. Pencucian daun pegagan
  3. Pembuatan bumbu dengan menghaluskan bawang putih, ketumbar, garam, dan penyedap rasa.
  4. Pembuatan adonan dengan mencampurkan tepung beras, tepung kanji, dan bumbu yang telah halus.
  5. Memasukan daun pegagan kedalam adonan.
  6. Memanaskan minyak diatas wajan dengan api kecil.
  7. Proses penggorengan keripik daun pegagan.
  8. Keripik daun pegagan siap disajikan.

D.    Pembahasan
                 Tanaaman pegagan adalah sejenis tanaman liar dan dianggap sebagai tanaman pengganggu. Tetapi selain sebagai tanaman pengganggu, pegagan juga memiliki manfaat yang bergunapegagan adalah sejenis tanaman liar dan dianggap sebagai tanaman pengganggu. Tetapi selain sebagai tanaman pengganggu, pegagan juga memiliki manfaat yang berguna bagi manusia, terutama untuk mengatasi berbagai macam masalah kesehatan. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, diketahui bahwa pegagan mengandung senyawa glikosida triterpenoida,asiaticoside, dan senyawaan sejenis, pegagan secara umum berkasiat sebagai hepatoprotektor yaitu melindungi sel hati dari berbagai kerusakan akibat racun dan zat berbahaya. Sehingga sangat baik dikonsumsi oleh masyarakat.
                 Seiring perkembangan jaman, tanaman pegagan semakin dikenal di kalangan masyarakat. Melalui berbagai penelitian, diketahui bahwa pegagan memiliki banyak manfaat dan khasiat. Sudah ada beberapa produk yang terbuat dari tanaman ini, antara lain kapsul ekstrak pegagan, obat herbal, cream, salep, dan body lotion. Pengolahan pegagan dalam bentuk obat herbal dipercaya mampu menghambat prosees penuaan
                 Selain sebaagai tanaman obat, pegagan juga dapat di konsumsi,misalnya diolah sebagai teh, maupun secara mentah, misalnya sebagai lalapan. Disini peneliti mencoba untuk memberikan gamabaran pada masyarakat salah satu contoh cara pengolahan daun pegagan menjadi sebuah makanan alternatif yang mudah di olah dan cocok di lidah masyarakat umumnya. Yaitu  pengolahan daun pegagan menjadi keripik.
                 Seperti yang kita ketahui, tentu sangat banyak di jumpai berbagai macam keripik dari berbagai jenis bahan, namun banyak masyarakat yang jarang bahkan tidak tahu cara pemanfaatan dan pengolahan.keripik terutama dari bahan yang mengandung banyak manfaat seperti dari tanaman pegagan ini
                 Apabila dibandingkan dengan keripik bayam, keripik daun pegagan mampu mengimbangi baik dalam segi rasa, warna, maupun aroma. Dari segi rasa, keripik pegagan sama gurihnya dengan keripik bayam. Akan tetapi zat vellarine yang terkandung dalam daun pegagan memberikan rasa agak pahit. Dalam segi warna dan aroma, keripik pegagan tidak kalah menarik dari keripik bayam. Meski telah diolah menjadi makanan yang siap saji, namun kandungan dalam keripik ini tidak banyak yang terbuang sia – sia karena tidak banyak mengalami proses pengolahan.
                 Dari uraian di atas, dapat kita ketahui bahwa daun pegagan selain dianggap sebagai tanaman liar, tanaman ini juga berpotensi tinggi untuk di olah sebagai obat ataupun makanan yang sangat berguna bagi masyarakat. Pemanfaatan  daun pegagan ini juga dapat digunakan untuk mengurangi jenis tanaman liar disekitar kita. Disamping itu, pengolahan pegagan sebagai keripik, juga dapat dijadikan sebagai peluang usaha untuk meningkatkan perekonomian masyarakat dan juga sangat menguntungkan.
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
  1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa daun pegagan berpotensi diolah menjadi makanan kecil sebagai salah satu usaha menciptakan makanan alternatif yang memiliki banyak khasiat karena kemampuanpegagan atau Centella asiatica menghancurkan berbagai bakteri penyebab infeksi, seperti Staphylococcus aureus, Escherechia coli, Pseudomonas aeruginosa, Salmonella typhi, dan sejenisnya. Sementara dalam bentuk infus atau ekstrak etanol, tumbuhan ini dipercaya dapat menghambat pertumbuhan bakteri.
Apabila dibandingkan dengan jenis keripik lainnya, terutama keripik bayam, keripik dari daun pegagan juga tidak bias diremehkan, baik dalam segi rasa, warna, maupun aroma. Selain sebagai alternatif makanan kecil  (cemilan), produksi keripik daun pegagan juga dapat dekembangkan sebagai wira usaha.
  1. Saran
1.      Perlu diadakan penelitian mengenai kandungan gizi yang terdapat di dalam keripik daun pegagan.
2.      Perlu diadakan eksperimen lebih lanjut mengenai pemanfaatan daun pegagan.
3.      Apabila akan dikembangkan sebagai usaha,sebaiknya dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai stategi  pengembangan usaha keripik daun pegagan.


DAFTAR PUSTAKA

BOBCAT. 2008. PEGAGAN.HTTP://BOBCATREVIEWNAT.BLOGSPOT.COM/2008/02/PEGAGAN-CENTELLA-ASIATICA.HTML. DI AKSES TANGGAL 10 SEPTEMBER 2011

Sutomo.  2011.  Kandungan  Pegagan.http://obatsakit2011.blogspot.com/2011/06/kandungan-pegagan.html.  diakses tanggal 10 September 2011
Usamah, Abu. 2009.  Khasiat   Pegagan.http://apotekherba.blogspot.com/2009/11/khasiat-pegagan.html. di akses tanggal 10 September 2011
Solagracia. 2008. Kelemahan Obat Modern atau Obat Kimia.http://solagracia1811.multiply.com/journal/item/7/Back_To_Nature. diakses tanggal 10.9.2011
Wikipedia. 2011. Pegagan. http://id.wikipedia.org/wiki/Pegagan. diakses tanggal 10 September 2011
Jauhari, Nurudin . 2011. Tanaman obat Kaki kuda.http://informasidantips.com/search/tanaman+kaki+kuda/. diakses tanggal 10 September 2011
BBPD Ketindan. 2011. Sekilas Tentang Pegagan Sebagai Tanaman Obat.http://www.deptan.go.id/bpsdm/bbppketindan/index.php/artikel/223-sekilas-tentang-pegagan-sebagai-tanaman-obat. diakses tanggal 10 sepetember 2011

Gunawan.  2011.  Kapsul  Pegagan Melancarkan  Sirkulasi   Darah   Serta Penguat Daya Ingat, Konsentrasi Dan Kecerdasan.http://www.pegagan.orgdiakses tanggal 12 September 2011

sumberhttp://nurdianhaznawati.blogspot.com/2011/09/karya-tulis-ilmiah-remaja.html

0 komentar:

Posting Komentar